Anda belum login :: 22 Nov 2024 23:45 WIB
Home
|
Logon
Hidden
»
Administration
»
Collection Detail
Detail
Pengajaran mengeja bahasa Inggris anak dengan phonics
Oleh:
Syawallina, Nurul
Jenis:
Article from Proceeding
Dalam koleksi:
KOLITA 17: Konferensi Linguistik Tahunan Atma Jaya Ketujuh Belas Tingkat Internasional
,
page 362-364.
Topik:
pengajaran bahasa Inggris
;
pengajaran bahasa Inggris anak
;
pengajaran mengeja
;
phonics
;
metode phonics
Fulltext:
362-364.Nurul Syawallina.pdf
(351.0KB)
Ketersediaan
Perpustakaan PKBB
Nomor Panggil:
406 KLA 17
Non-tandon:
tidak ada
Tandon:
1
Lihat Detail Induk
Isi artikel
Sebelum belajar membaca dan menulis, anak-anak perlu belajar mengeja. Mereka tidak akan lancar membaca jika tidak dapat mengeja dengan baik. Keterampilan mengeja juga dapat membantu anak-anak untuk cakap dalam keterampilan menulis. Phonics merupakan strategi yang dapat memfasilitasi pemelajar Bahasa Inggris, khususnya yang mempelajari Bahasa Inggris sebagai bahasa asing, untuk meningkatkan kemampuan mengeja. Pembelajaran dengan phonics mencakup pengetahuan dasar tentang bunyi huruf dan bagaimana pengetahuan itu diterapkan. Dihipotesiskan bahwa pembelajaran mengeja Bahasa Inggris dengan phonics lebih efektif untuk meningkatkan keterampilan mengeja pemelajar Bahasa Inggris anak-anak. Penelitian ini dirancang untuk mengetahui apakah phonics merupakan pengajaran yang lebih baik untuk meningkatkan keterampilan mengeja. Penelitian ini mengidentifikasi hubungan antara metode pengajaran Bahasa Inggris untuk anak-anak, yaitu phonics, dan kemajuan anak-anak dalam mengeja berdasarkan hasil tes dikte dan tes mengeja. Penelitian kuasi eksperimen ini dilakukan selama dua minggu, di mana anak-anak mengikuti kursus Bahasa Inggris sebanyak tiga kali dalam seminggu. Dalam penelitian ini, anak-anak dibagi ke dalam dua kelompok, yaitu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Dalam kelompok eksperimen, peneliti mengajarkan kosakata dengan phonics untuk membantu mereka mengingat bagaimana cara mengeja. Dalam kelompok kontrol, peneliti hanya mengajar kosakata tanpa memberikan metode khusus. Setiap minggu, peneliti memberikan sesi dikte sebagai bahan evaluasi untuk melihat kemajuan keterampilan mengeja anak dan membedakan keterampilan mengeja kelompok eksperimen dan kontrol. Tes dikte yang sama diberikan kepada kelompok eksperimen dan kontrol. Uji-t sampel berpasangan (paired sample t-test) dan uji-t sampel independen (independent sample t-test) dilakukan untuk menganalisis data.
Opini Anda
Klik untuk menuliskan opini Anda tentang koleksi ini!
Kembali
Process time: 0.015625 second(s)