Anda belum login :: 23 Nov 2024 00:09 WIB
Detail
ArtikelMakna simbolis tallang „bambu? dan tabang „lenjuang? dalam sastra lisan Toraja “gelong tallang & gelong tabang”  
Oleh: Nensilianti
Jenis: Article from Proceeding
Dalam koleksi: KOLITA 17: Konferensi Linguistik Tahunan Atma Jaya Ketujuh Belas Tingkat Internasional, page 334-338.
Topik: makna; simbolis; gelong; tallang; tabang
Fulltext: 334-338.Nensilianti.pdf (459.92KB)
Ketersediaan
  • Perpustakaan PKBB
    • Nomor Panggil: 406 KLA 17
    • Non-tandon: tidak ada
    • Tandon: 1
 Lihat Detail Induk
Isi artikelMasyarakat Toraja, sebagai suku bangsa dengan corak budaya tersendiri, memiliki hasil budaya berupa sastra lisan Gelong Sampulo Dua „dua belas nyanyian? sejak adanya nenek moyang orang Toraja. Gelong Sampulo Dua ini dinyanyikan oleh tetua adat dalam upacara keagamaan kepercayaan Aluk Todolo (kepercayaan nenek moyang masyarakat Toraja dalam berkomunikasi dengan dewa dan para penguasa alam). Dua di antara gelong tersebut adalah Gelong Tallang dan Gelong Tabang. Kedua gelong ini memberikan gambaran kecintaan/pemujaan masyarakat Toraja terhadap pohon bambu dan pohon lenjuan karena sarat dengan makna spritual. Penelitian ini bersifat deskriptif kualitatif yang bertujuan untuk mendeskripsikan makna simbolis tallang „bambu? dan tabang „lenjuang? yang terdapat di dalam konstruksi teks sastra lisan Toraja Gelong Tallang dan Gelong Tabang. Yang menjadi data penelitian ini adalah simbolisme linguistik tallang „bambu? dan tabang „lenjuang? yang terdapat dalam teks Gelong Tallang dan Gelong Tabang. Sumber data penelitian ini adalah Gelong Tallang yang berjumlah 107 bait dan Gelong Tabang yang berjumlah 175 bait yang didokumentasikan dan alih bahasakan oleh Sande, dkk. (1986) dalam buku Sastra Lisan Toraja Gelong Sampulo Dua yang diterbitkan oleh Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Selain dengan penelitian pustaka (library research), dilakukan wawancara mendalam dengan tokoh adat masyarakat Toraja untuk mencocokkan atau mengonsultasikan data dan interpretasi makna simbolis data (trianggulasi data). Data dianalisis dengan teknik Analisis Konten dengan merujuk pada teori Semantik “Surplus” Konotatif. Hasil penelitian ini memberikan gambaran tentang makna simbolis linguistik tallang „bambu? dan tabang „lenjuang? sebagai berikut. Pertama, tallang „bambu? dalam teks “Gelong Tallang” sebagai simbolisasi titisan dewa yang dapat memberikan kemaslahatan atau kesejahteraan kepada manusia berupa (1) sumber pemenuhan kebutuhan pokok, (2) sumber harta benda atau kekayaan, (3) tempat tinggal, (4) pelindung dari berbagai mara bahaya. Kedua, tabang „lenjuang? dalam teks “Gelong Tabang” sebagai simbolisasi dari (1) jelmaan dewa yang turun ke bumi dan menyebarkan keturunannya menjadi penguasa atau bangsawan, (2) asal usul manusia khususnya orang Toraja, (3) tanaman sakral yang dapat mendatangkan kemaslahatan, ketentraman, kekayaan, dan perlindungan bagi manusia, khususnya orang Toraja. Hasil kajian terhadap makna simbolis teks sastra lisan Toraja “Gelong Tallang” dan “Gelong Tabang”sebagai bagian dari Gelong Sampulo Dua yang dinyanyikan dalam ritual keagamaan masyarakat Toraja ini dapat dipahami secara meluas oleh seluruh lapisan masyarakat Toraja, termasuk generasi muda. Dengan demikian, masyarakat Toraja tidak akan kehilangan mata rantai sastra tradisionalnya yang menjadi produk budaya warisan leluhur masyarakat Toraja.
Opini AndaKlik untuk menuliskan opini Anda tentang koleksi ini!

Kembali
design
 
Process time: 0.015625 second(s)