Tujuan penelitian ini adalah Mengetahui derajat pengaruh kompensasi dan budaya organisasi terhadap semangat kerja pengawai. Landasan berpikir penelitian ini adalah konsep kompensasi, konsep budaya organisasi, konsep semangat kerja dan konsep korelasi antar variabel. Jenis penelitian ini adalah survey eksplanatoris .Dengan sample penelitian sebanyak 63 responden yang juga merupakan populasi penelitian. Metode pengumpulan data melalui kuesioner yang tersebar pada 63 responden, Kuesioner dinilai berdasarkan skor dengan alternatif jawaban yang bergerak dari satu sampai lima. Analisa data dengan analisis kuantitatif (menggunakan rumus korelasi product moment dari person,uji t & F, Analisa regresi berganda multiple regression, dan analisa varian (anova). Hipotesis yang diajukan untuk diuji adalah: (1). Tidak terdapat hubungan kompensasi dengan semangat kerja (2). Tidak terdapat hubungan budaya organisasi dengan semangat kerja (3). Tidak terdapat pengaruh secara serentak kompensasi dan budaya organisasi terhadap semangat kerja (4) Tidak terdapat perbedaan pada semangat kerja pegawai yang bekerja bergiliran/jam kerja pagi hari dan sore. Penelitian menemukan bahwa hubungan kompensasi dengan semangat kerja tidak kuat dan negatif Hanya pada aspek bonus dengan tanggap terhadap pekerjaan yang menunjukkan positif yakni r=0,2835 pada t.s. 5%. Namun kelihatannya hubungan antara budaya organisasi dengan semangat kerja lebih kuat dan positif. Hal ini tampak pada setiap sub variabel terlihat memiliki hubungan dengan semangat kerja kecuali aspek penghargaan prestasi kerja dan identitas kerja tidak memiliki hubungan kuat dan negatif. Yang menonjol adalah hubungan sub variabel integrasi sistem kerja bergiliran dengan tingkat kehadiran, yakni dengan nilai rK),4386. Melalui penggunaan analisa regresi berganda yang dilakukan secara serentak, diketahui bahwa pengaruh kompensasi terhadap semangat kerja tidak sebesar pengaruh budaya organisasi terhadap semangat kerja. Hal ini terlihat dari besarnya pengaruh tiap sub variabel dari budaya organisasi yang ternyata memiliki pengaruh terhadap semangat kerja kecuali sub vanabel identitas kerja . Diperoleh angka R Square sebesar 0,327 dengan nilai F =2.865 untuk Yl, angka R Square sebesar 0,478 dan F - 5.384 untuk Y2, angka R Square = 0,229 dan F = 1.757 untuk Y3 dan terakhir diperoleh angka R Square sebesar 0,279 dan F sebesar 5.384 untuk Y4. Dari perhitungan tersebut juga tampak bahwa terdapat pengaruh serentak antara kompensasi terhadap semangat kerja hanya terhadap tingkat kehadiran dan tanggap terhadap pekerjaan. Sedangkan pengaruh serentak antara kompensasi dan budaya organisasi terhadap semangat kerja hanya terjadi pada ketepatan waktu dan kesanggupan untuk mengerjakan pekerjaan. Berdasarkan hasil pengujian, penelitian menarik kesimpulan bahwa hipotesis nihil 1 yang menyatakan bahwa:Tidak terdapat hubungan antara kompensasi dengan semangat kerja, ditolak pada t.s 5% sebaliknya hipotesis kerja, diterima. Demikian pula dengan hipotesis nihil 2, yang berbunyi: Tidak terdapat hubungan antara budaya organisasi dengan semangat kerja, ditolak. Sebaliknya hipotesis kerja 2 diterima. Begitu pula dengan hipotesis nihil 3 yang berbunyi. Tidak terdapat pengaruh serentak kompensasi dan budaya organisasi terhadap semangat kerja, kita terima pada pengertian ketanggapan terhadap pekerjaan, sedangkan hipotesis nihil 3 di atas, kita tolak dalam pengertian kehadiran, ketepatan waktu dan kesanggupan untuk mengerjakan pekerjaan. Sehingga hipotesis kerja 3 yang berbunyi: Terdapat pengaruh serentak kompensasi dan budaya organisasi terhadap semangat kerja, dapat kita tenma pada pengertian kehadiran, ketepatan waktu dan kesanggupan untuk mengerjakan pekerjaan. Terakhir, hipotesis nihil 4 yang berbunyi: Tidak terdapat perbedaan semangat kerja pegawai yang bekerja bergiliran/pada jam kerja pagi hari dan sore, dapat kita terima berdasarkan nilai F ratio yang lebih besar dari F tabelnya untuk tingkat t.s. 5%. Berdasarkan kesimpulan di atas, peneliti menyarankan untuk meningkatkan kinerja pegawai perlu lebih diperhatikan lebih dalam mengenai penghargaan prestasi kerja pegawai. Rendahnya penghargaan terhadap prestasi kerja yang dimiliki, ternyata lebih memiliki pengaruh yang lebih signifikan terhadap tingkat semangat kerja pegawai. Karena dari data penelitian, diperoleh bahwa besarnya gaji/upah tidak terlalu kuat berpengaruh terhadap semangat kerjanya. Hal ini menunjukkan bahwa pengawai di lokasi penelitian, lebih mengharapkan faktor pendorong untuk bekerja di luar daripada sekedar besarnya gaji/upah. Hal ini merupakan temuan yang perlu dikembangkan lebih jauh karena pada akhirnya, akan memiliki hasil yang positif terhadap kinerja dan produktivitas di perusahaan tersebut. |