| Kinerja perekonomian Indonesia menurun tajam dan berubah menjadi krisis berkepanjangan sejak semester II tahun 1997. Sistim perbankan yang rapuh antara lain disebabkan adanya jaminan terselubung dari pengawas perbankan, pengawasan Bank Indonesia kurang efektif, pemberian kredit berisiko tinggi, lemahnya kemampuan manajerial bank, dan kurang transparansinya kondisi keuangan perbankan berakibat pada gejolak nilai tukar berubah menjadi krisis perbankan. Untuk itu, kinerja keuangan perbankan merupakan masalah yang perlu mendapat perhatian bersama. Penelitian ini bertujuan untuk membedakan apakah bank umum devisa yang diwakili oleh 10 bank dimaksud berkinerja baik atau tidak, dilihat dari sudut perhitungan CAMEL selama periode 1998 - 2000 (pasca krisis) dalam kaitannya dengan kemampuan memenuhi kewajiban. Penelitian ini juga bertujuan untuk mengetahui dan menganalisa rasio-rasio keuangan yang paling tepat dan signifikan, yang dapat membedakan kinerja keuangan bank-bank dimaksud. Studi kasus yang dilakukan pada 10 bank umum devisa selama periode 1997 - 2000 dapat dikelompokkan bank yang baik dan tidak dengan menggunakan CAMEL (Capital Asset Management Equity dan Liquidity) dan berdasarkan hasil analisa, dari 10 bank yang dilakukan, hanya terdapat 2 bank yang masuk kedalam kriteria baik dan sisanya sebanyak 8 bank masuk dalam kategori bank yang tidak baik. Dengan menggunakan Hasil pengujian statistik Direct Method yang dilakukan, diperoleh nilai C/w Square hitung sebesar 23,978, dan dengan derajat kebebasan 7 dan tingkat signifikansi 5% didapatkan nilai Chi Square tabel sebesar 14,067, sehingga Chi Square hitung > Chi Square tabel, maka dapat dinyatakan pengujian ini menolak Ho (Rasio keuangan bank umum devisa tidak dapat digunakan untuk membedakan kinerja keuangan) dan menerima H1 (Rasio keuangan bank umum devisa dapat digunakan untuk membedakan kinerja keuangan), sehingga Hipotesa pertama yang menyatakan rasio keuangan bank umum devisa dapat digunakan untuk membedakan kinerja keuangan Teruji. Hasil pengujian analisis diskriminan dalam menentukan rasio-rasio keuangan yang dapat menentukan perbedaan kelompok bank yang baik atau tidak diperoleh hasil bahwa dari ke tujuh analisis rasio, diperoleh 3 (tiga) rasio yang secara bersama-sama mempengaruhi kinerja keuangan kedua kelompok bank yaitu rasio aktiva produktif terhadap total aktiva produktif (X2), rasio penyisihan penghapusan aktiva produktif yang wajib dibentuk (X3) dan rasio kewajiban bersih antar bank terhadap modal inti (X6). Ketiga rasio ini memberikan kontribusi terbesar dalam menentukan perbedaan kinerja keuangan bank umum devisa yang baik dan tidak baik. |