Terjadinya krisis ekonomi di Indonesia yang dimulai pada pertengahan 1997 telah memukul perekonomian Indonesia. Astra Internasional sebagai perusahaan otomotif terbesar di Indonesia dengan pasar yang banyak dan beragam pun tidak luput dari krisis tersebut. Dalam menghadapi situasi yang kurang menguntungkan seperti sekarang ini, maka pihak manajemen perusahaan harus selalu memberikan perhatian khusus terhadap manajemen keuangan perusahaan, dengan tujuan untuk menilai kondisi dan peluang perusahaan. Oleh karena itu penulis melakukan analisis laporan keuangan PT Astra International Tbk yang dibagi dalam 2 periode , yaitu periode pertama tahun 1995 -1997 dianggap sebagai masa sebelum krisis ekonomi, dan periode kedua tahun 1998 - 2000 sebagai masa krisis ekonomi, kemudian dilakukan perbandingan diantara keduanya. Analisis yang dilakukan berupa analisis likuiditas perusahaan, analisis leverage, analisis aktivitas serta analisis profitabilitas perusahaan. Dari hasil penelitian diketahui likuiditas perusahaan sebelum dan setelah krisis cukup baik. Hanya saja, sebelum krisis likuiditas lebih banyak didominasi oleh piutang, dan setelah krisis piutang menurun, kas dan persediaan meningkat. Rasio hutang meningkat sedikit setelah krisis, namun kemampuan membayar beban bunga juga meningkat. Rasio aktivitas lebih baik pada periode setelah krisis, karena periode penagihan rata-rata menurun drastis, perputaran persediaan meningkat, dan perputaran total aktiva meningkat. Rasio profitabilitas lebih baik pada periode sebelum krisis. Secara keseluruhan, Astra masih dapat bertahan pada periode krisis. |