Pasar modal menyediakan berbagai instrumen keuangan (sekuritas) jangka panjang yang dapat diperjualbelikan dalam bentuk hutang ataupun modal sendiri, baik yang diterbitkan oleh pemerintah, otoritas publik, ataupun perusahaan swasta. Pasar modal menjadi indikator kemajuan ekonomi suatu negara. Setelah sempat mencapai puncaknya pada pertengahan tahun 1997, pasar modal Indonesia kini tengah mengalami penurunan akibat ketidakpastian situasi ekonomi dan politik di Indonesia. Investor individu merupakan investor minoritas, hal ini salah satunya disebabkan masih awamnya investor individu mengenai tehnik menganalisa pergerakan saham secara tehnikal ataupun fundamental serta kekurangpahaman tentang pentingnya diversifikasi investasi dengan pembentukan portofolio untuk dapat memaksimumkan keuntungan dan meminimumkan kerugian. Pada tesis ini dengan mengambil studi kasus pada PT Bursa Efek Jakarta, dilakukan analisa secara tehnikal menggunakan data hitoris dengan data sampel adalah dua puluh saham teraktif berdasarkan nilai transaksi terbesar, yang bertujuan untuk memperoleh portofolio optimal dengan mengacu pada model indeks tunggal. Berdasarkan penelitian diketahui bahwa semakin tinggi return maka semakin tinggi pula risiko dan semakin banyak saham pembentuk portofolio maka semakin kecil risiko portofolio. Dengan menggunakan portofolio model indeks tunggal diperoleh portofolio optimal dengan retum dan risiko portofolio di atas return dan risiko pasar yang terdiri dari saham-saham berprospek, dimana perolehan return maksimum dan risiko investasi minimum. |