Manusia dalam memenuhi kebutuhan hidupnya akan mengolah sumber alam, sehingga menghasilkan barang dan limbah, limbah tersebut dibuang kembali ke alam. Pertambahan penduduk serta makin maju dan meningkatnya pendapatan perkapita, maka kebutuhan hidup manusia meningkat. Dalam memenuhi kebutuhan sumber alam yang meningkat tersebut diusahankan penggunaan sumber alam secara efisien dan mengusahakan persediaan sumber alam lebih banyak, antara lain dengan pemanfaatan kembali limbah. Dengan pemanfatan kembali limbah, maka limbah tidak seluruhnya dibuang kembali ke alam yang berakibat tidak baik, tetapi sebagian dimanfaatkan kembali sebagai bahan baku produksi, maupun langsung dipakai kembali. Peran serta pemulung sebagai dasar mata rantai pengumpulan limbah yang akan dimanfaatkan kembali untuk di daur ulang maupun langsung dipakai kembali. Pemulung di Jakarta sebagian besar diorganisir lapak dan sebagian kecil bekerja sendiri, bekerja mengelompok bersama teman satu daerah asal. Cara kerja ini merupakan organisasi dari sekelompok orang yang bekerja sama untuk mencapai tujuan tertentu yaitu memperoleh hasil pungutan sampah lebih banyak. Masalah pokok yang diteliti adalah mana yang lebih menguntungkan dilihat dari produktivitas kerjanya gambaran cara kerja pemulung yang tidak diorganisir lapak, dan produktivitas kerjanya, apakah ada perbedaan kedua cara tersebut serta mana yang lebih menguntungkan dilihat dari produktivitas kerjanya. Hipotesis penelitiannya ada1ah organisasi usaha pemulung tidak berpengaruh terhadap produktivitas kerjanya. Untuk mengetahui produktifitas kerja pemulung, dilakukan penelitian dengan cara pengamatan dan penimbangan hasil kerja pemulung selama 14 hari, serta diambil pula data kuesioner, wawancara dan observasi langsung sebagai data penunjang. Pengujian hipotesis dengan cara analisis statistik menggunakan uji terhadap produktivitas kerja pemulung dan perbedaan hasil kerjanya. |