Anda belum login :: 27 Nov 2024 07:17 WIB
Home
|
Logon
Hidden
»
Administration
»
Collection Detail
Detail
Menyoal Ilmu Psikologi Positivistik
Oleh:
Santosa, Eric
Jenis:
Article from Journal - ilmiah nasional - tidak terakreditasi DIKTI - atma jaya
Dalam koleksi:
Respons: Jurnal Etika Sosial vol. 7 no. 2 (Dec. 2002)
,
page 108-115.
Topik:
PSIKOLOGIS
;
Psikologi Positivistik
;
Psikologi
;
Laboratorium Psikologi Pertama
;
Pendekatan Positivistik
;
Ilmu Empiris
Fulltext:
Menyoal Ilmu Psikologi Positivistik.pdf
(7.36MB)
Ketersediaan
Perpustakaan Pusat (Semanggi)
Nomor Panggil:
RR11.2
Non-tandon:
1 (dapat dipinjam: 0)
Tandon:
tidak ada
Lihat Detail Induk
Perpustakaan PKPM
Nomor Panggil:
R20
Non-tandon:
1 (dapat dipinjam: 0)
Tandon:
tidak ada
Lihat Detail Induk
Isi artikel
Berdirinya Laboratorium Psikologi pertama di Leipzig pada tahun 1879 menandai kelahiran psikolgi sebagai ilmu empiris. Sebagai ilmu empiris, psikologi, dalam perkembangannya, mengadopsi paradigma positivistik, mengikuti cara yang dilakukan dalam studi Fisika ala Newton, sebagai bagian dalam studi tentang perilaku manusia. Premis-premis yang terkait dengan model postivistik ini adalah premis esensialis. Premis ni mengasumsikan bahwa esensi dari realitas obyektif yang diamati itu tetap, tidak berubah. Premis lain adalah premis representasionis. Premis ini mengatakan bahwa pengatahuan menasuia merupakan represantasi dari kenyataan obyektif. Kemudian premis berikut adalah verifikasionis. Premis ni mengatakan bahwa pengatahuan (termasuk tentang perilaku manusia) mesti dapat dibuktikan kebenarannya. Persoalan yang kemudiaan muncul dalam psikologi adalah pertanyaan menyangkut kesadaran manusia. lni adalah sebuah premis lain. Kajian Psikologi dengan paradigma postivistik ni mengakui bahwa ada unsur kesadaran. Namun pengakuan ini bersifat parsial. Artinya, yang mempunyai kesadaran hanyalah manusia selaku pengamat, sedangkan manusia sebagai obyek yang diamati dianggap tidak memiliki kesadaran. Pandangan ini lalu meimbulkan persoalan baik dari segi teori maupun dari segi etika. Dari segi teori, persoalannya adalah, antara lain, inkonsistensi dari pendekatan positivistik menyangkut soal kesadaran itu tadi. Dari segi etika, persoalan yang timbul adalah, antara lain, dominasi dan determinasi dari manusia yang memiliki kesadaran terhadap manusia yang dianggap tidak memiliki kesadaran. (Upload Full-Text_Ali-Nov'2023)
Opini Anda
Klik untuk menuliskan opini Anda tentang koleksi ini!
Kembali
Process time: 0.046875 second(s)