Anda belum login :: 17 Feb 2025 07:32 WIB
Home
|
Logon
Hidden
»
Administration
»
Collection Detail
Detail
Memahami HAM dari Perspektif Teori Nilai-Nilai
Oleh:
Ceunfin, Frans
Jenis:
Article from Journal - ilmiah nasional - tidak terakreditasi DIKTI - atma jaya
Dalam koleksi:
Respons: Jurnal Etika Sosial vol. 9 no. 1 (Jul. 2004)
,
page 48-56.
Topik:
Hak asasi manusia
;
Hak Asasi Manusia
;
HAM
;
Martabat Manusia
Fulltext:
Frans Ceunfin.pdf
(1.15MB)
Ketersediaan
Perpustakaan Pusat (Semanggi)
Nomor Panggil:
RR11.3
Non-tandon:
1 (dapat dipinjam: 0)
Tandon:
tidak ada
Lihat Detail Induk
Perpustakaan PKPM
Nomor Panggil:
R20
Non-tandon:
1 (dapat dipinjam: 0)
Tandon:
tidak ada
Lihat Detail Induk
Isi artikel
Dekiarasi Universal Hak Asasi Manusia pada 10 Desember 1948 oleh PBB dipandang sebagal kairos (saat beramat), meminjam istilah Max ScheIer yang sekaligus menandai puncak kesadaran manusia tentang HAM setelah mencapai perja!anan waktu yang cukup panjang. Konsep tentang Hak, khususnya HAM, terkait dengan nilai, harga dan martabat. Dasar dan sumber dari HAM adalah martabat setiap manusia. Dalam padangan filsafat, nilai manusia sebagai mahiuk yang bermartabat terletak pada jati diri atau hakekat manusia itu sendiri sebagai mahluk yang memiliki kesadaran, akal budi, kehendak bebas, hati nurani, dan tanggung jawab. Karena itu, sikap moral yang dituntut sebagai bentuk dari pengakuan HAM ada!ah sikap hormat. Hormat berarti membatasi kesewenangan dan dominasi dari pihak lain. Namun tuntutan HAM juga harus dilihat dalam dimensi relasi. Sebab manusia adalah substansi sekaligus relasi. Substansi berkaitan dengan otonomi dan ketertentuan individu, sedangkan relasi berhubungan dengan keterbukaan dan kepedulian terhadap pihak lain. Kedua dimensi ni harus diperhatian dalam pengakuan dan penegakan HAM.
Opini Anda
Klik untuk menuliskan opini Anda tentang koleksi ini!
Kembali
Process time: 0.015625 second(s)