Dalam penelitian yang telah dilaksanakan dihasiikan suatu bentuk alat uji yang dapat dipakai untuk mengukur titik nyala bahan bakar cair. Obyektif dari penelitian tersebut antara lain untuk menghasilkan a!at dengan kinerja yang dapat diakui. Oleh karena itu alat rancangan tersebut telah dibuat dengan menerapkan segala ketcntuan yang ada. Terdapat beberapa perubahan diantaranya bentuk, ukuran dan konstruksi namun parameter dasar tetap sama. Parameter yang ditetapkan sama adalah volume mangkok uji, luas penampang lubang uap, volume mantel air dan ukuran dan konstruksi mangkok uji. Untuk menerapkan wujud dari kondisi dan kinerja yang sama telah dilakukan pengamatan titik nyala minyak tanak dan solar. Dari tinjauan pustaka yang dilakukan didapat bahwa titik nyala bahan baker sesungguhnya tidak merupakan suatu nilai tetap namun bervariasi. Nilai titik nyala untuk bahan bakar minyak tanah dan solar, sample-sample yang ditentukan, masing-masing adalah 46.836° C dan 83.043° C. Nilai-nilai tersebut bila dikaji terhadap nilai standar yang bervariasi yaitu untuk minyak tanah dari 38° C sampai 71° C dan untuk solar dari 65.5° C sampai 116° C dapat disimpulkan bahwa alat uji yang dibuat dapat dipakai untuk pengamatan dan/atau pengukuran titik nyala bahan bakar sejenis atau lainnya. |