Predikat "ideologi" yang diberikan kepada Pancasila tidak jarang menimbulkan kontroversi mengenai kedudukan Pancasila. Hal itu lumrah karena ideologi memang sering dipahami secara peyoratif. dalam perspektif itu, ideologi tidak lebih dari seberkas "ruling ideas"yang berfungsi memelihara "status quo" penguasa. Akan tetapi pemahaman seperti itu merupakan pengingkaran paling nyata atas nilai-nilai serta kesepakatan bangsa Indonesia sendiri yang menjadi basis legitimasi Pancasila. Sebagai refleksi dari nilai-nilai bangsa, Pancasila justru memainkan peranan sentral sebagai pengarah sikap dan kemauan politik bangsa. Dari sudut politik, penghargaan terhadap individu yang dirangkai secara inheren dengan keterbukaan untuk menerima tanggungjawab sosial yang menjadi jiwa Pancasila, telah membuat demokrasi Pancasila mampu bergandengan tanpa dengan demokrasi modern tanpa harus kehilangan kekhasannya. Bahkan, dalam kekhasannya, demokrasi Pancasila berhasil meredam ketegangan yang ditimbulkan oleh kecenderungan "hyper-individualism", di satu pihak, dengan kecenderungan "hyper-organism", dilain pihak. |