Pemerintah telah mengambil berbagai kebijaksanaan untuk merangsang kenaikan pertumbuhan ekonomi nasional. Serangkaian kebijaksanaan itu adalah Paket Kebijakanaan 6 Mei, deregulasi impor, pakdes, paknov dan sebagainya.
Sementara itu pemerintah dapat merangsang kenaikan permintaan melalui kebijaksanaan fiskal yaitu kebijaksanaan perpajakan, upah dan pengeluaran pemerintah dan kebijaksanaan moneter melalui perubahan tingkat bunga, perubahan jumlah uang beredar, kredit murah dan sebagainya untuk mendorong pertumbuhan.
Kedua kebijaksanaan makro di atas dapat mempengaruhi permintaan agregat melalui pengaruhnya terhadap pengeluaran konsumsi rumah tangga, investasi swasta, pengeluaran pemerintah dan peningkatan ekspor.
Pengeluaran konsumsi rumah tangga di Indonesia terus menunjukkan peningkatan yang melampaui sektor-sektor lainnya. Sejalan dengan itu peranan atau sumbangan pengeluaran konsumsi rumah tangga terhadap pembentukan PDB, apabila dilihat secara total pengeluaran pada produk akhir sangat besar. Proporsi pengeluaran konsumsi rumah tangga berkisar antara 70% - 80%.(lihat tabel I.1 lampiran )
Dengan menyimak kenyataan di atas maka penting sekali untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi unsur-unsur permintaan agregat. Karena peranan pengeluaran konsumsi rumah tangga sangat besar dalam menyumbang pembentukan PDB, maka kiranya tidaklah berlebihan untuk meneliti variabel-variabel apa saja yang berpengaruh pada konsumsi rumah tangga. |