Tantangan utama perusahaan dalam memasuki era pasar global, yang menuntut kemampuan berkompetisi, dan pada kondisi perekonomian dewasa ini, yang memerlukan adanya efektivitas dan efisiensi di segala bidang, maka mau tidak mau, dan suka ataupun tidak suka, maka peningkatan produktivitas secara terpadu sangatlah dibutuhkan bagi perusahaan untuk tetap mampu bertahan dalam bisnisnya. Jawaban untuk itu, sangatlah tepat apabila perusahaan, baik yang bergerak di bidang industri manufaktur maupun jasa, menerapkan konsepsi Manajemen Mutu Terpadu (Total Quality Management), terutama dalam proses pengendalian produksi. Hal lain yang perlu dilakukan, adalah peningkatan kualitas SDM di perusahaan, khususnya yang terlibat dalam proses produksi, antara lain melalui pelatihan, bimbingan, dan penyuluhan, baik dalam aspek keterampilan teknis maupun manajemen. Untuk mengetahui sampai seberapa jauh efektifnya penerapan konsep MMT/TQM di perusahaan, khususnya dalam upaya memenuhi persyaratan kebutuhan ekspor, dan peningkatan SDM sebagai upaya pencapaian standar kualitas produk yang ditentukan, diadakan penelitian di PT Sunrise Bumi Textiles-Bekasi. yaitu sebuah perusahaan patungan (PMA) yang bergerak di bidang industri pemintalan benang (spinning). Penelitian dimaksud dilakukan selama 5 bulan sejak 30 Agustus 1999, dengan pembatasan masalah pada : "sejauh mana peranan SDM di perusahaan dalam menerapkan program Manajemen Mutu Terpadu (TQM)” dan dalam kaitan dengan peningkatan SDM "sejauh mana peran pelatihan berpengaruh terhadap pencapaian standar kualitas produk yang ditentukan perusahaan". Metode dan analisis dalam penelitian ini, digunakan metode Statistical Proccess Control (SPC), dengan memakai piranti manajemen mutu untuk mengungkap masalah dan mencari alternatif pemecahannya, yaitu check sheet, pareto diagram, histogram, fishbone diagram, run chart, control chart, dan scatter diagram, serta analisis korelasi sederhana yang diolah datanya menggunakan perangkat komputer dengan sistem SPSS. Dari hasil penelitian dapat diungkapkan, bahwa SDM di perusahaan sangat berperan dalam penerapan program MMT/TQM, hal ini tampak dari proses produksi yang terkendali; meningkatnya produktivitas, kerjasama, partisipasi karyawan, kesejahteraan karyawan dan pemahaman terhadap tujuan perusahaan, walaupun aspek komunikasi masih perlu ditingkatkan oleh pihak manajemen. Disamping itu, dari analisis korelasi sederhana tampak bahwa antara pelatihan di perusahaan/on the job training (pada tahun 1997, 1998, dan 1999) terdapat hubungan yang signifikan (mempengaruhi) terhadap pencapaian standar kualitas produksi yang ditetapkan, yaitu kualitas A. |