Dengan meningkatnya tuntutan masyarakat akan pelayanan kesehatan yang bermutu, rumah sakit perlu meningkatkan kemampuan manajemennya dengan meningkatkan pengelolaan sumber daya yang ada secara berdayaguna dan berhasil guna. Salah satu sumber daya rumah sakit yang terpenting adalah persediaan farmasi, karena selain merupakan faktor yang penting dalam proses penyembuhan, pemulihan dan penyelamatan jiwa pasien, juga merupakan komponen terbesar dari biaya operasi rumah sakit. Sehingga pengendalian persediaan obat menjadi kunci utama dalam proses pelayanan kesehatan rumah sakit. Berkaitan dengan itu, maka tujuan utama dari penulisan ini adalah untuk mengetahui nilai persediaan atau inventory dari instalasi farmasi rumah sakit Internasional Bintaro yang merupakan rumah sakit yang relatif baru di kawasan Jakarta Selatan. Penelitian dilakukan dengan menggunakan analisa ABC. Analisa ABC mengelompokkan persediaan obat-obatan ke dalam kelompok biaya persediaan tinggi, sedang dan rendah, dengan memberikan penekanan pada kelompok obat dengan nilai penggunaan yang tinggi/ mahal. Saat ini, instalasi farmasi RS Internasional Bintaro melakukan pengelolaan obat-obatan dan alat kesehatan dibantu oleh sistem komputerisasi yang ada. Pemesanan dilakukan oleh bagian pembelian secara rutin setiap hari berdasarkan jenis dan jumlah obat yang terjual pada hari sebelumnya. Mengingat sangat banyaknya jenis obat di instalasi farmasi RS Internasional Bintaro, maka penulis memfokuskan kepada jenis obat suntik dan tablet/kapsul mengingat bahwa obat suntik merupakan jenis obat yang mempunyai harga relatif tinggi dibandingkan dengan jenis obat lainnya sedangkan jenis obat tablet/kapsul mempunyai jenis paling banyak dari berbagai jenis obat yang terdapat di instalasi farmasi. Berdasarkan data persediaan instalasi farmasi dari Januari 1999 s/d Desember 1999, maka didapatkan data sebagai berikut: - Jenis obat suntik (332 item) merupakan 13% dari seluruh jenis obat yang tersedia di instalasi farmasi (2576 item) dan menghabiskan biaya persediaan sebesar 31,5% dari total inventory instalasi farmasi RSIB (Rp. 3.192.948.048,- dari total Rp. 10.121.751.000,-). - Dari 332 item jenis obat suntik ternyata sebanyak 55 item termasuk dalam kelompok biaya persediaan tinggi (Rp. 2.258.754.041,-) atau 70,74% dari total inventory jenis obat suntik. Sebanyak 70 item termasuk dalam kelompok biaya persediaan sedang (Rp. 645.525.743,-) atau sebesar 20,22% dari total inventory jenis obat suntik. Dan sisanya sebanyak 207 item termasuk dalam kelompok biaya persediaan rendah (Rp. 288.668.264,-). |