Investasi merupakan hal yang penting dalam kehidupan seseorang, karena masa depan seseorang ditentukan oleh berhasil tidaknya investasi yang dilakukan pada saat sekarang. Di dalam melakukan investasi, seorang investor selalu mengharapkan tingkat pengembalian yang lebih besar dari pada pengorbanan yang dikeluarkan. Setiap investasi memiliki risiko. Semakin tinggi tingkat keuntungan yang diharapkan, semakin besar pula risiko yang dihadapi oleh seorang investor. Demikian pula sebaliknya, semakin kecil risiko, maka semakin kecil pula tingkat keuntungan yang akan diperoleh. Pasar Modal merupakan salah satu sarana untuk berinvestasi. Di pasar modal terdapat berbagai instrumen yang dapat dimanfaatkan oleh investor untuk menanamkan dananya. Salah satu instrumen yang sedang dikembangkan oleh pemerintah adalah reksadana. Kelebihan reksadana dibanding dengan instrumen lainnya adalah bahwa instrumen ini memberikan kesempatan kepada investor kecil untuk dapat ikut berpartisipasi di pasar modal tanpa perlu secara langsung bermain di bursa. Selain itu investasi dalam reksadana juga terdiversifikasi sedemikian rupa sehingga mengurangi risiko. Perkembangan reksadana di Indonesia cukup menggembirakan. Sejak diperkenalkan secara luas pada pertengahan tahun 1996 sampai pertengahan tahun 1999, telah terjadi peningkatan yang cukup pesat dalam hal kuantitas, baik itu jumlah usaha reksadana, jumlah dana yang berhasil dihimpun, nilai kekayaan bersih reksadana, maupun jumlah investor yang dimiliki. Tetapi di sisi lain, kinerja yang dihasilkan oleh reksadana tersebut tidak begitu baik. Pengelolaan reksadana tidak dilakukan oleh manajer investasi yang berpengalaman sehingga banyak reksadana yang mengalami kerugian dalam investasinya. Apalagi pada saat yang bersamaan, Indonesia dilanda krisis moneter dan ekonomi. Situasi ini menambah keterpurukan kinerja reksadana karena perkembangan reksadana sangat bergantung kepada tren ekonomi makro, pasar uang dan pasar modal. Namun sejalan dengan pulihnya perekonomian Indonesia, kinerja reksadana menunjukkan tanda-tanda membaik. Stabilnya nilai tukar rupiah terhadap dolar AS, turunnya tingkat suku bunga perbankan serta kembali bergairahnya perdagangan di bursa efek telah berpengaruh positif terhadap kinerja reksadana. Di samping itu peningkatan pengetahuan para manajer investasi serta pengalaman yang diperoleh saat krisis, telah mampu mengangkat kembali kinerja reksadana dari keterpurukannya. Investasi pada reksadana telah kembali menjadi investasi yang lebih menarik dibandingkan dengan instrumen lainnya. |