Anda belum login :: 23 Nov 2024 05:22 WIB
Detail
ArtikelKonsep penamaan dusun-dusun di desa Warukkalong Kecamatan Kwadungan, Kabupaten Ngawi  
Oleh: Nurhalimah, Tri Yulia
Jenis: Article from Proceeding
Dalam koleksi: KOLITA 15 : Konferensi Linguistik Tahunan Atma Jaya Kelima Belas, page 864-868.
Topik: etnolinguistik; Desa Simo; sejarah; kebiasaan masyarakat; reog
Fulltext: 864-868 (Tri Yulia Nurhalima - OK).pdf (315.64KB)
Ketersediaan
  • Perpustakaan PKBB
    • Nomor Panggil: 406 KLA 15
    • Non-tandon: 1 (dapat dipinjam: 1)
    • Tandon: 1
   Reserve Lihat Detail Induk
Isi artikelNama suatu tempat merupakan suatu identitas yang menggambarkan letak geografis. Lebih jauh dari itu, penamaan suatu tempat juga mengandung nilai sejarah dan kebiasaan yang dijunjung dan dilestarikan oleh masyarakat pemiliknya. Suatu kebiasaan di masyarakat tentu mempunyai sejarah, tetapi sejarah ini tidak banyak diketahui oleh masyarakat terutama masyarakat yang berusia muda karena berbagai faktor, salah satu faktor penyebabnya adalah karena terputusnya penurunan sejarah kepada generasi muda oleh orang tua dan kurangnya pemahaman masyarakat akan pentingnya sebuah sejarah sebagai salah satu kekayaan yang harus dilestarikan. Penelitian ini merupakan penelitian dalam bidang etnolinguistik. Etnolinguistik adalah cabang ilmu linguistik yang mengkaji antara bahasa dan budaya yang ada di masyarakat. Penelitan ini dilakukan di Desa Simo, Kecamatan Kwadungan, Kabupaten Ngawi, Jawa Timur yang terdiri dari tiga dusun yaitu Dusun Jerukan, Dusun Bang Malang, dan Dusun Uteran. Tujuan penelitian ini adalah untuk menggali nilai budaya, sejarah dan bahasa yang ada dibalik nama dusun-dusun di Desa Simo, sehingga sejarah dan kebiasaan masyarakat tetap hidup dan dapat dipelihara oleh generasi muda ditengah gencaran budaya asing. Selain itu, juga untuk mendokumentasikan dan meyebarkan budaya, sejarah, dan kebiasaan yang dianut masyarakat Desa Simo. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode wawancara dengan menggali informasi dari narasumber dan metode rekam. Narasumber yang dipilih adalah penduduk asli Desa Simo yang mengetahui dengan baik sejarah penamaan desa. Hasil dari penelitian ini adalah nama Dusun Jerukan diperoleh dari asal kata jeru, nama Dusun Bang Malang diperoleh dari asal kata palang, nama Dusun Uteran diperoleh dari asal kata muter-muter, dan nama Desa Simo diperoleh dari asal kata singo. Sejarah tersebut membuat masyarakat menjalani sebuah kebiasaan unik untuk tidak menggelar pertunjukan reog, bahkan jika ada reog yang melewati Desa Simo, maka segala bentuk bunyi-bunyian dan tari-tarian reog harus dihentikan karena reog mengandung unsur singa. Masyarakat Desa Simo percaya bahwa desa mereka adalah desa yang pernah dikuasai oleh harimau dan menganggap bahwa singa dan hariamau tidak bisa disatukan. Sampai saat ini masyarakat Desa Simo masih mempercayai dan menjalankan kebiasaan tersebut.
Opini AndaKlik untuk menuliskan opini Anda tentang koleksi ini!

Kembali
design
 
Process time: 0.03125 second(s)