Anda belum login :: 23 Nov 2024 05:06 WIB
Home
|
Logon
Hidden
»
Administration
»
Collection Detail
Detail
Between lerek and soloer of the lamaholot: a dialectal comparison
Oleh:
Akoli, Marcelinus Yeri Fernandez
Jenis:
Article from Proceeding
Dalam koleksi:
KOLITA 15 : Konferensi Linguistik Tahunan Atma Jaya Kelima Belas
,
page 238-242.
Topik:
Dialek Solor
;
Dialek Lerek
;
bahasa Lamaholot
;
Perbandingan Dialek
Fulltext:
238 Marcelinus Yeri Fernandez Akoli - OK.pdf
(549.39KB)
Ketersediaan
Perpustakaan PKBB
Nomor Panggil:
406 KLA 15
Non-tandon:
1 (dapat dipinjam: 1)
Tandon:
1
Reserve
Lihat Detail Induk
Isi artikel
Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan persamaan dan perbedaan dialek diantara dialek Lerek dan dialek Solor dari bahasa Lamaholot. Penelitian ini dipicu oleh ketertarikan peneliti atas variasi internal yang besar diantara dialek Lerek da dialek Solor. Sebagai seorang yang cukup akrab dengan sejumlah dialek Lamaholot, peneliti cukup terkejut menemukan bahwa ketika seorang penutur Solor dan penutur Lerek bertemu, ragam dialek yang mereka gunakan menghasilkan ketidakpahaman terhadap satu sama lain. Maka, penelitian ini bertujuan membandingkan elemen-elemen struktural atas kedua dialek tersebut. Dengan melakukan penelitian ini, peneliti berharap mendapatkan suatu pemahaman yang lebih baik mengenai perbedaan dialek pada dialek Solor dan dialek Lerek. Penelitian ini adalah sebuah studi deskriptif-kualitatif. Dalam mengumpulkan data, peneliti melakukan perjalanan 4-hari ke Desa Lerek pada bulan Agustus 2016. Di Lerek, peneliti merekam 2 cerita rakyat dari seorang penutur berusia 45 tahun dan juga mendapatkan 200 kata Lerek dari versi Swadesh list. Cerita-cerita yang direkam tersebut ditranskripsikan dengan menggunakan ELAN. Hasilnya berupa transkripsi 3 Lajur yang terdiri atas (1) Data asli, (2) Tampilan interlinear dan (3).Terjemahan bebas. Data dari dialek Solor kebanyakan diperoleh dari Disertasi Yosep Bisara Kroon (2016). Dalam proses analisa data, semua data dari Solor maupun Lerek diseleksi berbasis pada kontribusi mereka. Data tersebut kemudian dianalisis dengan cara membandingkan komponen-komponen struktural kedua dialek tersebut, yaitu, element fonologis, morfologis dan sintaksis-nya. Hasil menunjukkan bahwa secara leksikal dialek Lerek sebenarnya patut dianggap sebagai bahasa yang berbeda. Namun, bukti-bukti historis dan sosiolinguistik menunjukkan bahwa orang-orang Lerek adalah juga masyarakat Lamaholot. Lebih daripada itu, ada korespondensi bunyi yang beraturan diantara fonem /r/ pada dialek Solor dan fonem /?/ pada dialek Lerek. Di level morfosintaksis, strategi penanda jamak pada dialek Solor lebih berbasis leksikal ketimbang penanda jamak pada dialek Lerek yang berciri morfologis dimana akhiran tersebut bisa melekat pada kelas kata manapun yang berposisi paling kanan dalam sebuah frasa kata benda. Penanda jamak berupa akhiran /-j/ pada dialek Lerek ini merefleksikan pengaruh bahasa Papuan pada bahasa Lamaholot. Kesimpulan menunjukkan bahwa baik fonem /?/ dan penanda plural /-j/ adalah sebuah gambaran betapa bahasa Papuan pada bahasa Austronesian yang telah terbentuk pada jaman pra-sejarah nyatanya masih terus dipertahankan sekurang-kurangnya pada beberapa elemen struktural dialek Lerek diatas.
Opini Anda
Klik untuk menuliskan opini Anda tentang koleksi ini!
Kembali
Process time: 0.015625 second(s)