Anda belum login :: 17 Feb 2025 08:22 WIB
Home
|
Logon
Hidden
»
Administration
»
Collection Detail
Detail
Ketika tuturan dijadikan kalimat: kajian pragmatik kritis kasus Ahok
Oleh:
Subagyo, P. Ari
Jenis:
Article from Proceeding
Dalam koleksi:
KOLITA 15 : Konferensi Linguistik Tahunan Atma Jaya Kelima Belas
,
page 1-5.
Topik:
tuturan
;
kalimat
;
pragmatik kritis
;
maksud
;
kasus Ahok
Fulltext:
1-5 (P. Ari Subagyo - OK).pdf
(291.26KB)
Ketersediaan
Perpustakaan PKBB
Nomor Panggil:
406 KLA 15
Non-tandon:
1 (dapat dipinjam: 1)
Tandon:
1
Reserve
Lihat Detail Induk
Isi artikel
Kasus penodaan agama yang disangkakan kepada Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) berawal dari dan bersangkut paut dengan peristiwa komunikasi. Oleh sebab itu, diperlukan kajian pragmatik kritis untuk menelaah peristiwa komunikasi yang terjadi pada tanggal 27 September 2016 tersebut. Pragmatik kritis menekankan pada (a) bahasa dan berbahasa sebagai tindakan, (b) pentingnya maksud atau tujuan tutur, serta (c) bahasa dan faktor-faktor lain menentukan keberhasilan seseorang mencapai tujuan komunikasi. Pertanyaan yang akan dijawab dalam makalah ini adalah: apa hasilnya jika peristiwa komunikasi yang dilakukan Ahok tersebut dikaji dengan pragmatik kritis? Objek penelitian ini berupa tuturan Ahok dan konteksnya. Data penelitian berupa rekaman utuh kegiatan Ahok di Pulau Pramuka dalam format MP4 yang diperoleh dari situs resmi Dinas Kominfomas Provinsi DKI Jakarta. Data kemudian dianalisis berdasarkan tiga hal yang ditekankan dalam kajian pragmatik kritis. Hasil penelitian yang diperoleh sebagai berikut. Pertama, kasus Ahok berawal dari tercabutnya kalimat dari konteksnya. Kedua, maksud atau tujuan utama dari seluruh tindakan tutur Ahok adalah “menyemangati warga Kepulauan Seribu untuk budidaya (ikan) dan bekerja keras”. Ketiga, tujuan komunikasi berhasil dicapai karena penerimaan warga, suasana komunikasi, dan kunjungan ke tempat budidaya dan pengolahan ikan. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa kunjungan kerja Gubernur DKI Jakarta pada 27 September 2016 di Pulau Pramuka merupakan kesatuan tindakan yang berhasil mencapai maksud atau tujuan komunikasi. Jika diibaratkan film, peristiwa tersebut sesungguhnya “happy ending” (berakhir gembira), sama sekali bukan “tragedy” (tragedi).
Opini Anda
Klik untuk menuliskan opini Anda tentang koleksi ini!
Kembali
Process time: 0.03125 second(s)