Dalam penulisan skripsi ini penulis berusaha untuk menganalisa kelayakan kebijakan persediaan barang yang dipraktekkan oleh PT, National Panasonic. Tujuannya adalah untuk mengetahui berapa tingkat persediaan yang layak diadakan agar biaya yang terkait dengan pengadaannya itu dapat ditekan seminimal mungkin Berdasarkan hasil analisa dengan menggunakan metode EOQ dapat kemudian diketahui bahwa untuk meminimalisasi biaya persediaannya perusahaan harus melakukan 19 kali pembelian untuk periode 1998/1999 dengan rata-rata 603 unit setiap kali memesan. Jangka waktu antara pemesanan yang satu dengan pemesanan yang berikutnya adalah 21 hari. Persediaan pengaman yang harus diadakan pada periode ini adalah sebesar 65 unit dengan biaya sebesar Rp. 24.369.016,- Untuk itu, total biaya persediaan (termasuk biaya persediaan pengaman) pada periode ini adalah sebesar Rp. 193.843.226,- atau Rp. 67.391.915,- lebih kecil dari total biaya aktual yang dikeluarkan oleh perusahaan. Sedangkan untuk periode berikutnya, yaitu periode 1999/2000, perusahaan harus melakukan 26 kali pembelian dengan rata-rata 723 unit setiap kalinya, Jangka waktu antara pemesanan yang satu dengan yang berikutnya adalah 14 hari. Besarnya persediaan pengaman yang harus diadakan untuk periode ini adalah 47 unit dengan biaya Rp. 18.590.776,- Dengan demikian total biaya yang dikeluarkan pada periode ini (termasuk biaya persediaan pengaman) menjadi Rp. 265.716.820,- atau Rp. 101.806.595,- lebih kecil dari total biaya aktual yang dikeluarkan oleh perusahaan. |