Genosida di Rwanda: Gagasan yang Berujung pada Bencana  

Oleh:

Febrianto, Dam

Jenis: Article from Bulletin/Magazine - ilmiah lokal
Dalam koleksi: Intro: Berpikir Kritis Bertindak Etis vol. III no. 05 (2015), page 12-13.
Topik: Genosida di Rwanda; Rwanda; Tutsi; Hutu; pembantaian etnis

Ketersediaan

Perpustakaan Pusat (Semanggi) Nomor Panggil: II83 Non-tandon: tidak ada Tandon: 1

Lihat Detail Induk

Isi artikel

"Ketika orang bertanya kepadaku, pendengar yang baik, mengapa aku membenci semua Tutsi, aku katakan,"Bacalah sejarah kami." Tutsi adalah kolaborator untuk penjajah Belgia, mereka mencuri tanah Hutu kita, mereka mencambuk kita. Sekarang mereka telah kembali, pemberontak Tutsi ini. Mereka adalah kecoa. Mereka adalah pembunuh. Rwanda adalah tanah Hutu kita. Kita adalah mayoritas. Mereka adalah minoritas pengkhianat dan penjajah. Kita akan melumat kutu ini. Kami akan menghapus pemberontak RPF. Ini adalah RTLM, radio kekuatan Hutu. Tetaplah waspada. Perhatikan tetangga Anda." Pernahkah kamu mendengar kisah tentang genosida di Rwanda? Atau, pernahkah kamu menonton film Hotel Rwanda? Kutipan di atas adalah isi siaran radio RTLM (Radio Television des Milles Collines) yang menjadi pembuka film Hotel Rwanda. Film ini berkisah tentang perjuangan Paul Rosesabagina, seorang manajer hotel, dalam usahanya menyelamatkan anak istri serta ribuan etnis Tutsi selama berlangsungnya pembantaian etnis (genosida) di Rwanda pada tahun 1994. Kita dapat mencermati gagasan-gagasan penuh kebencian dari pernyataan di atas. Genosida di Rwanda bukan semata-mata luapan kebencian etnis, tetapi merupakan hasil dari pilihan sadar para ekstrimis dan elit politik yang mempromosikan kebencian dan rasa takut untuk melanggengkan kekuasaan mereka. Melalui media radio dan surat kabar, mereka membangun gagasan-gagasan, konstruksi-konstruksi atau tematisasi-tematisasi tertentu terhadap etnis Tutsi.

Opini Anda

Klik untuk menuliskan opini Anda tentang koleksi ini!

Kembali