Anda belum login :: 24 Nov 2024 03:12 WIB
Home
|
Logon
Hidden
»
Administration
»
Collection Detail
Detail
Collective Management Organization (CMO) di Indonesia
Oleh:
Wulandari
Jenis:
Article from Bulletin/Magazine
Dalam koleksi:
Media HKI: Buletin Informasi dan Keragaman HKI vol. 09 no. 05 (Oct. 2012)
,
page 18-19.
Topik:
Yayasan Karya Cipta Indonesia
;
YKCI
;
Collective Management Organization
;
CMO
Ketersediaan
Perpustakaan Pusat (Semanggi)
Nomor Panggil:
MM82
Non-tandon:
tidak ada
Tandon:
1
Lihat Detail Induk
Isi artikel
Yayasan Karya Cipta Indonesia (YKCI) sebagai CMO (Collective Management Organization) di Indonesia bertindak sebagai jembatan antara kepentingan pemegang hak cipta (musisi, pencipta lagu, arranger) dengan users yang mengeksploitasi hasil karya mereka dengan tujuan komersialisasi (pemilik restoran, kafe, karaoke, hotel, dll). Dengan kata lain YKCI adalah lembaga performing right dalam penggunaan ciptaan. Lembaga ini didirikan berdasarkan akta notaris Abdul Latief atas prakarsa beberapa orang yang berkecimpung di dunia musik dan didukung oleh pemerintah (Tim Keppres 34 dan Departemen Kehakiman). Lembaga ini memiliki anggota sekitar 2000an musisi/pencipta lagu dengan sekitar 80.000an lagu yang dilindungi. Belum lagi dengan keanggotaan secara internasional dalam CISAC (the Confederation of Societies of Author and Composers) sehingga kira-kira ada sekitar 2 jutaan anggota YKCI dari luar. Para anggota tersebut memberikan surat kuasa untuk penarikan hak ekonomi mereka kepada YKCI. Sistem pemungutan royalti itu berasal dari pemutaran di berbagai tempat hiburan yang bersifat komersil dan dibayarkan hanya kepada yang menjadi anggota yayasan yang besarnya sekitar 22-29% dari jumlah tagihan yang diperoleh. YKCI juga menjadi anggota CISAC (the Confederation of Societies of Author and Composers) yang merupakan konfederasi internasional organisasi sejenis yang berpusat di perancis.
Opini Anda
Klik untuk menuliskan opini Anda tentang koleksi ini!
Kembali
Process time: 0.015625 second(s)