Anda belum login :: 23 Nov 2024 00:15 WIB
Detail
ArtikelKomunikasi Pemerintah Dan Masyarakat Berbasis Dialek Budaya Lokal (Studi Kasus Proses Komunikasi Penunjang Pembangunan Berbasis Dialek Konjo pada Masyarakat di Tana Toa Kajang Kabupaten Bulukumba)  
Oleh: Syarifuddin
Jenis: Article from Journal - ilmiah nasional - terakreditasi DIKTI - non-atma jaya
Dalam koleksi: Jurnal Studi Komunikasi dan Media vol. 18 no. 02 (Jul. 2014), page 247-257.
Topik: Communication; Development Support Communication; local culture; Konjo Dialect; Komunikasi; Komunikasi Penunjang Pembangunan; Budaya Lokal; Dialek Konjo
Fulltext: SS6324718022014.pdf (296.27KB)
Ketersediaan
  • Perpustakaan Pusat (Semanggi)
    • Nomor Panggil: SS63
    • Non-tandon: tidak ada
    • Tandon: 1
 Lihat Detail Induk
Isi artikelPenelitian ini ingin mengetahui fenomena proses komunikasi yang terjadi antara Pemerintah dan Masyarakat yang setting-nya berbasiskan pada dialek konjo. Penelitian ingin mendapatkan gambaran proses komunikasi melalui dialek konjo. Dengan pendekatan kualitatif melalui metode studi kasus model Yin, penelitian menunjukkan, dialek Konjo merupakan bentuk proses komunikasi lisan non media yang keberlangsungannya bisa dalam setting interpersonal maupun kelompok. Partisipan komunikasi berbasis dialek Konjo dalam realitasnya bersifat lokal (khusus), dilakukan komunitas suku Kajang di di Tana Toa Kajang Kabupaten Bulukumba saja. Proses komunikasi tersebut terikat dengan pesan komunikasi yang disebut Pasang ri Kajang. Makna isi dari Pasang ri Kajang itu yaitu “Pesan, wasiat, amanat; Nasihat atau wasiat; Amanat/amanah; Renungan/ramalan; dan Peringatan/mengingat”. Keberhasilan agen pembangunan menerapkan Proses komunikasi yang berbasis dialek Konjo, berdasarkan indikasinya karena berbasiskan pada prinsip Komunikasi Penunjang pembangunan (Development Support Communication-DSC). Para agen ini mendapat dukungan dari Liaison. Efek yang dicapai baru efek kognitif. Efek konatif tercapai berindikasi karena masyarakat Kajang masih terikat Pasang ri Kajang yang nota bene ditunjang prinsip hidup masyarakat yang disebut “kamase-masea” yang bermakna kehidupan yang serba sangat sederhana. Dalam kasus ini, untuk dapat mencapai efek konatif, maka sebagai prakondisi, diperlukan langkah awal berupa penyebaran virus need for achieviement oleh liaison di kalangan komunitas suku Kajang.
Opini AndaKlik untuk menuliskan opini Anda tentang koleksi ini!

Kembali
design
 
Process time: 0.015625 second(s)