Anda belum login :: 27 Nov 2024 01:01 WIB
Detail
ArtikelBiomassa Dan Karbon Di Hutan Dataran Rendah Desa Wungkolo, Pulau Wawonii, Sulawesi Tenggara  
Oleh: Alhamd, Laode
Jenis: Article from Journal - ilmiah nasional - terakreditasi DIKTI - non-atma jaya
Dalam koleksi: Jurnal Teknologi Lingkungan vol. 15 no. 01 (Jan. 2014), page 27-34.
Topik: persamaan allometrik; Biomasa; karbondioksida; stok karbon; Wungkolo-Pulau Wawonii; Allometric equations; Biomass; Carbondioxide; Stock Carbon; Wungkoio-Wawonii Island
Ketersediaan
  • Perpustakaan Pusat (Semanggi)
    • Nomor Panggil: TT35
    • Non-tandon: tidak ada
    • Tandon: 1
 Lihat Detail Induk
Isi artikelPengamatan tentang biomasa dan karbon stok dilakukan dengan pembuatan 11 petak pengamatan disekitar Desa Wungkoio, Pulau Wawonii. Masing-masing petak berukuran 30x30 m2, seluruh pohon yang memiliki DBH S 5 cm diukur dan dicatat diameter dan tingginya. Hasil menunjukkan bahwa diseluruh petak terdapat 81 jenis dengan total luas bidang dasar mencapai 36,67 m2/ha, jenis-jenis yang mendominasi adalah Castanopsis acuminatissima (Fagaceae) Canarium denticulatum (Burseraceae) dan Antidesma stipulare (Euphorbiaceae). Persamaan allometrik dapat digunakan secara akurat untuk mengestimasi biomasa dan stok karbon diatas permukaan tanah, dengan koefisien korelasi memiliki nilai yang tinggi (0,99) untuk hubungan allometrik yang diperoleh antara biomasa diatas permukaan tanah dan diamter. Perbandingan estimasi menunjukkan perbedaan yang nyata antara biomasa di penelitian ini dan lokasi hutan tropis lainnya (P<0,001). Total biomasa mencapai 313,8 ton ha-1. Kandungan karbon dan karbondioksida (C02) terbesar pada jenis Kjellbergiodendron celebicum (C = 19,8 ton ha-1; C02 = 72,7 ton ha-1), yang diikuti oleh C. acuminatissima (17,8; 65,6) dan C. denticulatum (C = 15,9 ton ha-1; C02 = 58,5 ton ha-1). Besarnya jumlah karbon stok pada masing-masing jenis sangat dipengaruhi oleh parameter dari diameter dan tinggi pohon. Estimasi akan kandungan karbon stok lebih rendah dibandingkan dengan hasil estimasi dari Brown (1997) dan Chave et. al. (2005). Oleh karena itu, penggunaan persamaan alometrik untuk penentuan biomasa dikawasan hutan tropis memiliki perbedaan lokasi, diharapkan persamaan yang diperoleh ini dapat digunakan untuk konservasi kawasan, utamanya di sekitar petak pengamatan.
Opini AndaKlik untuk menuliskan opini Anda tentang koleksi ini!

Kembali
design
 
Process time: 0.015625 second(s)