Anda belum login :: 23 Nov 2024 19:41 WIB
Detail
ArtikelPerkembangan Ekonomi dan Kebijakan Moneter  
Oleh: Tim Redaksi
Jenis: Article from Bulletin/Magazine
Dalam koleksi: Tinjauan Kebijakan Moneter (Sep. 2015), page 5-20.
Topik: Pembiayaan Nonbank; Pasar Saham dan Pasar Surat Berharga Negara; Industri Perbankan; Perkembangan Moneter; Inflasi; Nilai Tukar Rupiah; Neraca Pembayaran Indonesia; Pertumbuhan Ekonomi; Perkembangan Ekonomi Global
Fulltext: TT1104092015.pdf (3.21MB)
Ketersediaan
  • Perpustakaan Pusat (Semanggi)
    • Nomor Panggil: TT11
    • Non-tandon: 1 (dapat dipinjam: 0)
    • Tandon: tidak ada
    Lihat Detail Induk
Isi artikel1) Di tengah indikasi membaiknya ekonomi AS, pertumbuhan ekonomi global diperkirakan lebih lambat dibandingkan perkiraan semula. 2) Ekonomi AS diperkirakan lebih tinggi dari perkiraan semula, didukung oleh perbaikan konsumsi. 3) Sementara itu, pertumbuhan ekonomi Eropa diperkirakan terus membaik, ditopang oleh kuatnya permintaan domestik dan keyakinan konsumen ke depan. 4) Sebaliknya, ekonomi Tiongkok secara keseluruhan masih mengindikasikan pelemahan yang berasal dari sektor permintaan. 5) Ekonomi Jepang diperkirakan masih tumbuh terbatas, seiring dengan masih lemahnya permintaan domestik. 6) Ekonomi India diperkirakan masih tumbuh cukup kuat, meskipun bias ke bawah. 7) Di sisi lain, risiko di pasar keuangan global masih meningkat disebabkan oleh masih berlanjutnya ketidakpastian 8) kenaikan suku bunga FFR dan kebijakan Bank Sentral Tiongkok yang melakukan devaluasi Yuan serta mengadopsi sistem nilai tukar yang lebih fleksibel. 9) Sejalan dengan melambatnya perekonomian global, perkembangan harga komoditas global masih terus tertekan, termasuk harga minyak yang berada pada level yang rendah. 10) Di sisi domestik, pertumbuhan ekonomi Indonesia pada triwulan III 2015 diperkirakan akan meningkat. 12) Konsumsi rumah tangga menunjukkan indikasi perbaikan. 13) Investasi diperkirakan tumbuh meningkat, terutama didorong oleh meningkatnya investasi pemerintah. 14) Di sisi eksternal, perbaikan ekspor berlangsung secara gradual seiring dengan pertumbuhan ekonomi dunia yang belum secepat perkiraan semula. 15) Impor diperkirakan membaik sebagai respons meningkatnya permintaan domestik dan membaiknya ekspor. 16) Sejalan dengan sisi permintaan, pertumbuhan ekonomi dari sisi sektoral (lapangan usaha) diperkirakan tumbuh lebih baik dibandingkan dengan triwulan sebelumnya. 17) Secara keseluruhan tahun, pertumbuhan ekonomi diperkirakan berada pada kisaran 4,7-5,1% pada 2015. 18) Neraca perdagangan Indonesia pada Agustus 2015 kembali mencatat surplus. 19) Surplus neraca perdagangan nonmigas tercatat sebesar 1,01 miliar dolar AS, turun dari 2,26 miliar pada bulan sebelumnya. 20) Sementara itu, kinerja neraca perdagangan migas membaik, dengan defisit yang menurun dari bulan sebelumnya. 21) Dari neraca finansial, meskipun aliran modal masuk asing mengalami tekanan akibat meningkatnya ketidakpastian di pasar keuangan global, secara akumulatif aliran masuk portfolio asing ke pasar keuangan Indonesia hingga Agustus 2015 mencapai 3,4 miliar dolar AS 22) Nilai tukar rupiah mengalami depresiasi sejalan dengan kuatnya tekanan eksternal. 23) Sejalan dengan perkembangan volatilitas mata uang negara peers, volatilitas rupiah mengalami peningkatan. 24) Sebagaimana pola koreksi harga pascalebaran, inflasi Agustus 2015 mengalami perlambatan. 25) Kelompok volatile food mengalami inflasi didorong oleh kenaikan harga sejumlah bahan makanan. 26) Kelompok administered prices mengalami deflasi, yang disumbang oleh koreksi berbagai tarif angkutan. 27) Tekanan inflasi inti pada Agustus 2015 masih cukup terkendali. 28) Terkendalinya inflasi inti juga didukung oleh ekspektasi inflasi yang terjaga. 29) Secara spasial, pada Agustus 2015 tekanan inflasi di berbagai daerah mereda sesuai dengan pola musiman pasca Ramadhan. 30) Kondisi likuiditas di Pasar Uang Antar Bank (PUAB) dan perbankan relatif terjaga. 31) Suku bunga PUAB O/N meningkat seiring dengan penguatan operasi moneter dalam rangka stabilisasi nilai tukar. 32) Likuiditas di PUAB masih terjaga. 33) Penurunan suku bunga deposito masih berlanjut, sementara penurunan suku bunga kredit relatif tertahan karena faktor risiko kredit yang masih relatif tinggi. 34) Likuiditas perekonomian dalam arti luas (M2) kembali tumbuh melambat dibandingkan bulan sebelumnya. 35) Berdasarkan faktor yang mempengaruhi, melambatnya pertumbuhan M2 terutama dipengaruhi oleh melambatnya pertumbuhan kredit yang disalurkan perbankan. 36) Stabilitas sistem keuangan tetap solid ditopang oleh ketahanan sistem perbankan. 37) Pertumbuhan kredit pada Juli 2015 masih tertahan, namun diperkirakan akan meningkat pada Agustus 2015. 38) Secara sektoral, perlambatan pertumbuhan kredit pada Juli 2015 terjadi pada beberapa sektor. 39) Pada Juli 2015, pertumbuhan DPK meningkat. 40) Di tengah terbatasnya pertumbuhan ekonomi, ketahanan industri perbankan tetap kuat, didukung oleh risiko kredit yang terjaga dan rasio kecukupan modal yang kuat. 41) Pasar saham domestik selama Agustus 2015 tercatat melemah, terutama dipengaruhi oleh sentimen eksternal. 42) Mayoritas bursa saham global maupun regional mengalami koreksi. 43) Koreksi harga saham terjadi pada seluruh sektor ekonomi. 44) Selama Agustus 2015, investor nonresiden membukukan net jual di tengah penurunan indeks. 45) Sejalan dengan kinerja pasar saham, kinerja pasar SBN juga melemah dengan yield yang meningkat di seluruh tenor. 46) Di tengah kenaikan yield, investor nonresiden melakukan penjualan SBN. 47) Pembiayaan ekonomi nonbank pada Agustus 2015 tercatat menurun dibandingkan bulan sebelumnya.
Opini AndaKlik untuk menuliskan opini Anda tentang koleksi ini!

Kembali
design
 
Process time: 0.03125 second(s)