Anda belum login :: 22 Nov 2024 18:29 WIB
Detail
ArtikelAktivitas CKMB dan Masa CKMB Terkait Kardiak Troponin-I Dalam Gejala Koroner Akut  
Oleh: Ardyanto, Tonang Dwi ; Tahono
Jenis: Article from Journal - ilmiah nasional - terakreditasi DIKTI
Dalam koleksi: Indonesian Journal of Clinical Pathology and Medical Laboratory vol. 20 no. 01 (Nov. 2013), page 38-42.
Topik: Troponin-I; CKMB mass; aktivitas CKMB ; SKA ;
Ketersediaan
  • Perpustakaan FK
    • Nomor Panggil: I01.K
    • Non-tandon: 1 (dapat dipinjam: 0)
    • Tandon: tidak ada
    Lihat Detail Induk
Isi artikel Penyakit Jantung Koroner (PJK) merupakan penyebab kematian yang semakin meningkat persentasenya, termasuk di Indonesia yang mencapai sebesar 25%. Gejala/sindrom koroner akut (SKA) merupakan manifestasi klinis utama PJK. Untuk itu diperlukan petanda diagnostik yang peka dan khas untuk memilih pasien/penderita dan kebahayaannya. Kepekaan diagnostik elektrokadiografi bagi kasus SKA dilaporkan beragam, antara 55-75%. Di bidang laboratorium, awalnya dikembangkan tolok ukur aktivitas CKMB dan CKMB mass, kemudian dikembangkan Troponin-T dan Troponin-I (cTnI) yang digunakan sebagai acuan saat ini. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui uji penampilan diagnostik aktivitas CKMB dan CKMB mass, dengan cTnI sebagai bakuan acuan, di penderita dengan keluhan nyeri dada akut di IGD RSDM. Sebanyak 30 sampel dari penderita berusia antara 18~65 tahun, dipilih secara incidental sampling konsekutif dari subjek yang datang dengan nyeri dada akut kurang dari enam (6) jam di IGD. Terhadap sampel dilakukan pengambilan darah untuk pemeriksaan aktivitas CKMB (immunoinhibition assay), CKMB mass (ELFA) dan cTnI (ELFA) saat datang (0 jam) dan enam (6) jam setelah datang di RS. Hasil perhitungan menunjukkan bahwa penggunaan cut-off cTnI 0,1 µg/L (ESC/ACC 2000), memberikan perbandingan deteksi SKA yang terbaik dibandingkan dengan cut-off cTnI 0,01 (ESC/ACC 2007 mutakhir) dan 1,0 µg/L (WHO). Dengan cut-off cTnI 0,1 µg/L tersebut, keberhasil-gunaan diagnostik pada 0 jam menunjukkan CKMB mass sebesar 56,7% dan yang aktivitas CKMB sebesar 60,0%. Pada pengukuran serial enam (6) jam, keberhasilgunaan diagnostik CKMB mass sebesar 76,7% dan yang aktivitas CKMB sebesar 56,7%. Dari hasil olahan data, disimpulkan bahwa dengan pengukuran secara serial, CKMB mass lebih unggul daripada yang aktivitas CKMB untuk diagnosis SKA bagi penderita dengan keluhan nyeri dada. Analisis lebih jauh memerlukan penelitian lebih lanjut dengan jumlah sampel yang lebih besar dan mencakup subjek bukan SKA. Hasil ini dapat dipertimbangkan pada penyusunan alur pemeriksaan penderita nyeri dada akut di RSDM.
Opini AndaKlik untuk menuliskan opini Anda tentang koleksi ini!

Kembali
design
 
Process time: 0.015625 second(s)