Anda belum login :: 23 Nov 2024 08:07 WIB
Home
|
Logon
Hidden
»
Administration
»
Collection Detail
Detail
CYSTATIN C, HbA1C, DAN RASIO ALBUMIN KREATININ
Oleh:
Dewi, Juliani
Jenis:
Article from Journal - ilmiah nasional - terakreditasi DIKTI
Dalam koleksi:
Indonesian Journal of Clinical Pathology and Medical Laboratory vol. 19 no. 03 (Jul. 2013)
,
page 167-173.
Topik:
Cystatin C
;
HbA1C
;
ACR
;
Penyakit ginjal akibat kencing manis
Ketersediaan
Perpustakaan FK
Nomor Panggil:
I01.K
Non-tandon:
2 (dapat dipinjam: 0)
Tandon:
tidak ada
Lihat Detail Induk
Isi artikel
Jumlah penyakit diabetes melitus dan gangguan ginjal kronis semakin meningkat. Di penderita diabetes melitus jenis 2, Cystatin C merupakan petanda perubahan GFR yang lebih peka dalam menemukan gangguan ginjal dini. Mikroalbuminuria menandakan peningkatan kebahayaan gangguan ginjal di penderita diabetes melitus terjadi. Hemoglobin A1C (HbA1C) digunakan untuk menilai rerata kadar gula dalam tiga (3) bulan. Penilaian hubungan antara Cystatin C, HbA1C, dan ACR diperlukan untuk membantu pemilihan uji yang sesuai dengan keperluan penderita. Pemeriksaan Cystatin C dilakukan menggunakan metode PENIA dan alat BN Prospec. Pemeriksaan HbA1C menggunakan metode HPLC buatan BioRad. Pemeriksaan rasio albumin kreatinin air kemih menggunakan sampel sewaktu. Kreatinin air kemih dan albuminnya diperiksa dengan metode imunoturbidimetri, menggunakan alat Cobas C501. Data dianalisis secara statistik menggunakan uji Spearman. Pada pemeriksaan ditemukan ada kenasaban yang bermakna antara Cystatin C, HbA1C, dan rasio albumin kreatinin air kemih. Nilai kenasaban Spearman menunjukkan bahwa arahnya positif dengan kekuatan yang lemah. Antara kadar Cystatin C dan HbA1C-nya terdapat hubungan yang kuat, tetapi hubungan antara kadarnya seseorang dan rasio albumin kreatinin air kemih lemah. Juga hubungan antara HbA1C perorangan masing-masing dengan rasio albumin kreatinin air kemih lemah. Didasari kajian ini, diketahui bahwa kenasaban antara ACR dan fungsi ginjal maupun HbA1C walaupun ada tetapi lemah, sehingga uji yang disebut pertama kurang dapat digunakan untuk meramalkan perkembangan penyakit ginjal akibat kencing manis (nefropati diabetik).
Opini Anda
Klik untuk menuliskan opini Anda tentang koleksi ini!
Kembali
Process time: 0.03125 second(s)