Anda belum login :: 13 Mar 2025 10:22 WIB
Home
|
Logon
Hidden
»
Administration
»
Collection Detail
Detail
Kepribadian dalam Tuturan Bahasa Jawa
Oleh:
Berman, Leine
Jenis:
Article from Proceeding
Dalam koleksi:
Proseding kebahasaan: kongres Bahasa Jawa ke-3 2001
,
page 23-38.
Ketersediaan
Perpustakaan PKBB
Nomor Panggil:
499.22022 TIM p
Non-tandon:
1 (dapat dipinjam: 0)
Tandon:
1
Lihat Detail Induk
Isi artikel
Makalah ini bermaksud menganalisis wacana sehari-hari (sesrawungan sakdinadinane) untuk memahami bagaimana wong cilik mewujudkan makna di dalam konteks lokal, dan di dalam sistem masyarakat yang sampai kini masih serba tidak adil, meski sudah zaman " reformasi". Dengan menerapkan teori-teori konstruksi sosial (social constructionism), analisis saya mencerminkan bagaimana sekelompok wong cilik, yaitu tenga kerja wanita dari kota Yogyakarta, mewujudkan identitasnya melalui penggunaan Bahasa Jawa. Untuk tujuan ini, saya menggunakan teori agency, yaitu tanggungjawab pribadi terhadap apa yang dituturkan, kepada lawan bicara, dan siapa yang dibicarakan, yang semuanya dicerminkan dalam wacana. Tampak dari analisis ini bahwa kelompok tersebut menkonstruksikan diri sendiri sesuai dengan hierarki sosial yang berlaku, yang memaksakan mereka nrima ketidakadilan yang dihadapi. Mereka nrima karena memang tidak ada jalan keluar. Hal ini tidak mengherankan bagi mereka yang paham budaya Jawa dan sistem kekuasaan Orde Baru. Namun yang hendak saya tekankan di sini adalah bahwa wong ciliknya sendiri merelakan dirinya tertindas, bahkan memuliakan kebungkaman itu terhadap yang dianggap 'nasib' . Penindasan ini adalah penindasan psikologis internal dan kepribadian wong cilik tersebut terwujud oleh kebiasaan ini. Karena begitu terbiasa tertindas (yang terwujud dalam struktur "sopan santun"), posisi ketidakberdayaan (disempowered) ini juga muncul dalam bahasa ngoko yang sering dianggap kasar, tidak sopan dan tidak mencerminkan hormat. Hal ini akan saya buktikan dari segi fungsi bahasa dan tidak sekedar struktur (krama, krama inggil, dan sebagainya) yang sampai sekarang masih menguasai analisa Bahasa. Tujuan lain dari makalah ini adalah untuk memperkenalkan pendekatan yang saya pakai, yaitu antropologi linguistik, yang sejauh saya ketahui, belum umum digunakan di dalam bidang akademis maupun penelitian di Indonesia.
Opini Anda
Klik untuk menuliskan opini Anda tentang koleksi ini!
Kembali
Process time: 0 second(s)