Untuk mengetahui kekuatan dan kondisi keuangan suatu perusahaan baik dari segi jangka pendek maupun jangka panjang diperlukan suatu analisa laporan keuangan perusahaan. Di dalam menganalisa laporan keuangan perusahaan yang terdiri dari Neraca, Perkiraan Rugi-Laba atas Laba Ditahan dapat digunakan Analisa Ratio dan Analisa Cash Flow Mechanics. Analisa Ratio yang terdiri dari antara lain Liquidity Ratio, Activity Ratio, Leverage Ratio, Profitability Ratio, Growth dan Valuation Ratio sangat diperlukan guna menilai sampai seberapa jauh usaha yang dilakukan perusahaan telah mencapai tujuan yang diharapkan. Dalam menganalisa Likuiditas perusahaan selain ratio-ratio yang telah disebutkan diatas rasanya belum lengkap jika tidak disertai dengan Analisa Cash Flow Mechanics. Dengan analisa Cash Flow Mechanics dapat dilihat secara jelas pola pembelanjaan perusahaan selama periode yang dianalisa serta melihat aliran kas dari hasil operasi perusahaan itu sendiri. PT British American Tobacco adalah produsen rokok putih yang terbesar di Indonesia yang didirikan pada tahun 1917. Produk-produk yang dikeluarkannya antara lain Lucky Strike, Commodore, Pall Mall, Ardath, Diplomat, Mascot dan Avion. Perusahaan induk Perseroan adalah B.A.T.Industries Limited (London), yang merupakan anak perusahaan yang dimiliki sepenuhnya oleh B.A.T. Industries Limited, sebuah Perseroan Inggris yang mempunyai kepentingan-kepentingan besar di seluruh dunia dalam bidang usaha tembakau, kertas, kosmetika, dan perdagangan eceran (retailing). Penulis membatasi penelitian dalam topik "Analisa Kinerja Laporan Keuangan PT.British American Tobacco, Ltd selama tahun 1995-1997 dengan menggunakan data-data keuangan perusahaan yaitu Neraca, Laporan Rugi Laba dan Laporan Arus Kas selama tahun yang bersangkutan. Pengolah data yang digunakan adalah Analisa Ratio Likuiditas dan Rentabilitas serta Cash Flow Mechanics. Dari hasil penelitian yang dilakukan penulis dapat disimpulkan bahwa keadaan likuiditas dan rentabilitas perusahaan selama tahun 1995-1997 tidak bagus, demikian pula pola pembelanjaan serta arus kas yang dimiliki perusahaan selama tiga tahun penelitian tersebut memburuk setiap tahunnya. Ratio-ratio Aktivitas, Leverages dan Profitability mengalami penurunan setiap tahun. Penurunan ini sebagian disebabkan oleh makin bertambahnya beban usaha yang harus ditanggung perusahaan terutama beban bunga yang diakibatkan oleh semakin besarnya pinjaman jangka pendek yang dimiliki perusahaan. Peningkatan beban usaha ini secara otomatis mengakibatkan penurunan Laba Bersih yang diterima perusahaan. Nampak bahwa ketergantungan perusahaan terhadap pinjaman jangka pendek untuk memenuhi kewajiban jangka panjangnya semakin besar dari tahun ke tahun. Hal ini tentu saja sangat berbahaya bagi likuiditas perusahaan karena artinya sama saja dengan gali lobang, tutup lobang. Yang memperparah keadaan adalah perusahaan tetap memaksakan diri untuk membagikan Deviden dalam jumlah besar disaat keuntungan yang diterima perusahaan menurun drastis. |