Anda belum login :: 27 Nov 2024 00:07 WIB
Home
|
Logon
Hidden
»
Administration
»
Collection Detail
Detail
Laku Mafia di Lumbung Beras
Oleh:
Widodo, Mukhlison. S
;
Kumalasari, Fitri
;
Taufiqurrohman
;
Sianturi, Hendri Roris P
Jenis:
Article from Bulletin/Magazine
Dalam koleksi:
Gatra vol. 21 no. 18 (Mar. 2015)
,
page 12-15.
Topik:
Mafia Lumung Beras
;
Beras Ditimbun
;
Kejanggalan distribusi beras
;
Harga Beras Meroket
Ketersediaan
Perpustakaan Pusat (Semanggi)
Nomor Panggil:
GG5
Non-tandon:
1 (dapat dipinjam: 0)
Tandon:
tidak ada
Lihat Detail Induk
Isi artikel
Harga beras yang meroket ditenggarai akibat kekosongan pasokan. Namun, berdasarkan temuan di lapangan, Menteri Rachmat Gobel menuduh biangnya adalah mafia. Pasar induk beras, Cipinang, Jakarta Timur, mulai sep pada Jumat sore pekan lalu. Kebanyak pedagang beras di bagian barat pasar sudah tutup. Sedangkan di depan deretan kios itu tampakan tumpukan beras dengan karung bercap "Bulog". Jumlahnya kira-kira 1 ton, terbagi menjadi 20 karung. Dengan kapasitas karung sebesar 50 kilogram. Pada bagian bawah karung tertulis "Beras Thailand butir patah 5%". Beredarnya beras bulog tidak melalui jalur distribusi resmi Bulog dipasar Induk Cipinang juga sejalan dengan temuan Kementerian Perdagangan, menengarai adanya peredaran 1.800 ton beras yang tidak melewati delievery order (DO) dari gudang Bulog. Temuan dilapangan itu pula yang membuat Menteri Perdagangan Rachmad Gobel menuduh ada permainan mafia yang membuat harga beras meroket. Tuduhan itu memang bukan tanpa dasar. Pada inpeksi mendadak (sidak) yang dilakukan pada 18 Januari lalu, rachmat menemukan indikasi adanya beras BUlog yang tidak segera didistribusikan alias ditimbun.
Opini Anda
Klik untuk menuliskan opini Anda tentang koleksi ini!
Kembali
Process time: 0.015625 second(s)