Anda belum login :: 23 Nov 2024 01:20 WIB
Detail
ArtikelDiterjang Perang Mata Uang  
Oleh: Siregar, Basfin ; Mellya, Mira Febri ; Sianturi, Hendri Roris P
Jenis: Article from Bulletin/Magazine
Dalam koleksi: Gatra vol. 21 no. 19 (Mar. 2015), page 14-17.
Topik: Perang mata uang; quantitative easing; tapering off; manufakturer lost
Ketersediaan
  • Perpustakaan Pusat (Semanggi)
    • Nomor Panggil: GG5
    • Non-tandon: 1 (dapat dipinjam: 0)
    • Tandon: tidak ada
    Lihat Detail Induk
Isi artikelBerbagai mata uang asing melemah akibat menguatnya dolar Amerika. Rupiah melewati angka psikologis. Tapi ini baru pemanasan. Perang mata uang masih akan berlanjut. Fundamental ekonomi yang kuat akan menentukan siapa pemenang, siapa pecundang. Tidak ada yang meragukan kalau mata uang dolar Amerika Serikat Ibarat petinju kelas berat. meski sempat terpuruk akibat krisis keuangan di Amerika Serikat 2000 silam, ia cepat bangkit. Pukulan telak kembali dilancarkan dolar, awal pekan lalu. ketika itu Jumat, 6 Maret, Biro statistik Amerika Serikat kembali mengumumkan perbaikan kondisi ekonomi. Pengumuman itu kontan membuat nilai dolar menguat. Sebenarnya tidak ada yang negatif akibat penguatan dolar. Hal itu justru bisa berarti positif. syaratnya negara bersangkutan termasuk negara pengekspor. Inilah misalnya terjadi pada, Jepang, Cina, dan jerman. Seiring dengan penguatan dolar, Bank Sentral Eropa (ECB) juga memulai program quantitative easing (QE), pada senin Pekan lalu. Nilainya tidak tanggung -tanggung. Setiapa bulan, ECB akan melalkukan pembelian obligasi-obligasi bermasalah sampai 60 miliayar euro atau setara dengan Rp 844 triliyun.
Opini AndaKlik untuk menuliskan opini Anda tentang koleksi ini!

Kembali
design
 
Process time: 0.015625 second(s)