Anda belum login :: 23 Nov 2024 00:34 WIB
Detail
ArtikelPenentuan Prioritas Pengembangan Usaha Kecil Menengah Kreatif Unggulan Berbasis Pertanian di Kabupaten Bandung Barat Menggunakan Analytical Hierarchy Process  
Oleh: Rukmi, Hendang Setyo
Jenis: Article from Proceeding
Dalam koleksi: Prosiding Seminar Nasional Teknoin 2014: Meningkatkan Daya Saing Industri Nasional Berkelanjutan Berbasis Riset, Yogyakarta, 22 November 2014 : Bidang Teknik Industri, page 129-137.
Topik: Usaha Kecil Menengah (UKM); industri kreatif; Analytical Hierarchy Process; kriteria produk unggulan UKM.
Fulltext: Pages from Teknik Industri-21.pdf (781.63KB)
Isi artikelSalah satu sektor yang berkontribusi utama dalam Product Domestict Regional Bruto Kabupaten Bandung Barat (KBB)adalahsektor pertanian (meliputi tanaman bahan makanan, perkebunan, peternakan, kehutanan, dan perikanan). Mayoritas tenaga kerja di KBB terserap di sektor pertanian. Permasalahannya adalah sektor pertanian tersebut masih rendah nilai tambahnya. Sektor pertanian di KBB juga menumbuhkan banyak pelaku usaha kecil dan menengah (UKM). Pengembangan UKM di KBB perlu dilakukan mengingat UKM memiliki peran penting bagi perkembangan ekonomi suatu wilayah. Untuk menghasilkan produk UKM yang memiliki daya saing tinggi, pengembangan UKM perlu diarahkan menuju pengembangan industri kreatif. Jumlah UKM kreatif unggulan berbasis pertanian yang cukup banyak dan adanya keterbatasan anggaran mengharuskan Pemerintah Daerah KBB melakukan skala prioritas pengembangannya. Penentuan skala prioritas pengembangan UKM kreatif unggulan berbasis pertanian di KBB cukup kompleks karena para pengambil keputusan terkadang memiliki perbedaan kriteria dan persepsi. Oleh karena itu digunakan metode Analytical Hierarchy Process (AHP). Kriteria yang digunakan untuk menilai skala prioritas pengembangan UKM Kreatif unggulan berbasis pertanian di KBB ada 9, yaitu nilai tambah, daya saing, jangkauan pasar, keunikan, kandungan bahan baku lokal, volume produksi, penyerapan tenaga kerja lokal, pengaruh pada perkembangan komoditas lain, dan aspek lingkungan. Hasil perhitungan dengan metode AHP diperoleh urutan bobot prioritas kriteria sebagai berikut : nilai tambah (0,323), daya saing (0,251), jangkauan pasar (0,141), keunikan (0,087), kandungan bahan baku lokal (0,072), volume produksi (0,049), penyerapan tenaga kerja lokal (0,034), pengaruh pada perkembangan komoditas lain (0,024), dan aspek lingkungan (0,018). Urutan bobot prioritas untuk UKM Kreatif Unggulan berbasis pertanian di Kabupaten Bandung Barat adalah Wayang Golek (0,431367), Aneka Olahan Jamur (0,405789), Patung Kayu dan Miniatur Binatang (0,345491), Kerajinan Batok (0,335923), Keripik Singkong Panggang (0,308871), Wajit (0,266375), Crispy Singkong (0,248569), Furniture Bambu (0,232647), dan Pepetek (0,212387).
Opini AndaKlik untuk menuliskan opini Anda tentang koleksi ini!

Kembali
design
 
Process time: 0.015625 second(s)