Anda belum login :: 23 Nov 2024 03:25 WIB
Detail
ArtikelAPLIKASI SCOR (SUPPLY CHAIN OPERATIONS REFERENCE) DAN LEAN SIX SIGMA DALAM PENGUKURAN DAN PENINGKATAN KINERJA RANTAI PASOKAN PADA PT. XYZ  
Oleh: Sari, Rahmi M. ; Syahputri, Khalida ; Tambunan, Mangara M.
Jenis: Article from Proceeding
Dalam koleksi: Prosiding Seminar Nasional Teknik Industri Badan Kerjasama Penyelenggara Pendidikan Tinggi Teknik Industri (BKSTI) 2014: Bukittinggi, 2-4 September 2014, page 7: 23-27.
Topik: Rantai Pasokan; SCOR; Lean Six Sigma; FMEA
Fulltext: 4. bksti7-707 (Rahmi M. Sari, Khalida Syahputri, Mangara M. Tambunan) 23-27.pdf (155.51KB)
Isi artikelPT. XYZ merupakan perusahaan swasta yang bergerak dalam bidang usaha produksi kertas rokok (cigarette paper) dengan daerah pemasaran produk di dalam dan luar negeri dan merupakan salah satu perusahaan penghasil cigarette paper terbesar di Indonesia. Berdasarkan data purchase order dan delivery order dari bulan Januari sampai Juni 2013 selalu terjadi keterlambatan pemenuhan order pelanggan dengan jumlah 43 kali keterlambatan dari total 327 order. Hal ini dapat menimbulkan kekecewaan dari pelanggan dan dapat menurunkan kualitas perusahaan dibandingkan dengan para pesaingnya serta dapat menurunkan citra perusahaan dimata konsumennya. Penyelesaian masalah dilakukan dengan pendekatan SCOR (Supply Chain Operations Reference) untuk mengukur kinerja rantai pasokan perusahaan yang kemudian akan menjadi dasar dalam mengambil tindakan perbaikan atau peningkatan kinerja rantai pasokan perusahaan dengan aplikasi Lean Six Sigma. Hasil pengukuran kinerja rantai pasokan dengan aplikasi SCOR menunjukkan bahwa metrik kinerja yang belum mencapai target perusahaan dan benchmark dari Supply Chain Council adalah delivery performance, perfect order fulfillment dan supply chain response time, akan tetapi untuk metrik kinerja order fulfillment lead time perlu dilakukan evaluasi terhadap pencapaian lead time maksimum yang memiliki perbedaan sangat signifikan dari target rata-rata, yang berarti termasuk metrik kinerja yang belum mencapai target. Metrik kinerja yang belum mencapai target akan dijadikan sebagai objek perbaikan untuk ditingkatkan dengan pendekatan metode Lean Six Sigma. Dari hasil perhitungan non value added activity pada kegiatan produksi adalah sebesar 53,61% yang menunjukkan banyaknya waste dalam kegiatan produksi. Prioritas perbaikan dilakukan berdasarkan nilai Risk Priority Number (RPN) tertinggi dengan metode FMEA (Failure Mode and Effect Analysis). Tindakan perbaikan yang diusulkan untuk peningkatan kinerja rantai pasokan diperoleh dengan metode Kaizen yaitu dengan melakukan modifikasi mesin bobbin slitter, melakukan preventive maintenance, melakukan peramalan jumlah penggunaan bahan dengan pola atau trend yang sesuai dan memberi tugas atau pekerjaan tambahan pada operator.
Opini AndaKlik untuk menuliskan opini Anda tentang koleksi ini!

Kembali
design
 
Process time: 0.015625 second(s)