Anda belum login :: 23 Nov 2024 03:11 WIB
Home
|
Logon
Hidden
»
Administration
»
Collection Detail
Detail
Budaya-Pendidikan Dalam Rangka Pengembangan Sumber Daya Manusia yang Berbudaya Dalam Pembangunan Jangka Panjang Tahap Kedua
Oleh:
Tilaar, H.A.R.
Jenis:
Article from Bulletin/Magazine
Dalam koleksi:
Berita IPTEK vol. Th-37 no. 2 (1993)
,
page 39-43.
Topik:
Budaya-Pendidikan Dalam Rangka Pengembangan Sumber Daya Manusia yang Berbudaya Dalam Pembangunan Jangka Panjang Tahap Kedua
Fulltext:
BB42_37-02_1993.pdf
(11.99MB)
Ketersediaan
Perpustakaan Pusat (Semanggi)
Nomor Panggil:
BB42
Non-tandon:
1 (dapat dipinjam: 0)
Tandon:
tidak ada
Lihat Detail Induk
Isi artikel
Terjadi pergeseran persepsi pembangunan dalam PJPT I dan PJPT II, yaitu yang semula sebagai usaha menyediakan kebutuhan dasar manusia dalam konteks having, kemudian menjadi usaha penyediaan kebutuhan dasar manusia dalam konteks being. Having diukur dalam obyek, yaitu tersedianya barang, materi dan uang, sedangkan being dalam subyek, yaitu terbentuknya manusia yang berkualitas. Mengapa terjadi pergeseran itu bisa dilihat dan i faktor-falctor sebagai berikut. Pengalaman dalam PJPT I selama 25 tahun menunjukkan bahwa -dengan menghargai keberhasilan yang telah dicapai dan dampaknya yang positif bagi masyarakat pelimpahan materi semata-mata sebagai hasil pro- duksi teknologi canggih yang didatangkan dari luar, tidak sekaligus menumbuh- kan kekuatan dan i dalam yaitu dalam din manusia, bahkan menumbuhkan masalah-masalah baru. Ucapan bahwa pembangunan membawa pengorbanan merupakan pengakuan atas masalah-masalah sosial budaya yang muncul selama ini, seperti kesenjangan sosial, pemusatan kekuatan ekonomi, konglomerasi, praktek monopoli, feodalisasi, dan lain-lain. Perbaikan aspek having dengan demikian tidak dengan sendirinya berarti pemerkayaan budaya bangsa. Kenyataan ini menimbulkan pertanyaan sejauh mana proses yang telah berjalan selama ini dengan segala dampak dan implikasinya dapat dibenarkan ? Globalisasi yang berjalan dewasa ini membuka pintu bagi setiap bangsa untuk memanfaatkan peluang-peluang ekonomi dalam pasar bebas dunia. Namun, peluang itu hanya menjadi rill sejauh kita memiliki keunggulan komparatif dan keunggulan kompetitif. Kemampuan bersaing dengan demikian merupakan kunci penting bagi setiap bangsa, termasuk Indonesia. Atas dasar tumpuan apa daya saing kita selama ini ? Seberapa tinggi local content dapat dihitung dalam proses industri dan hasil produksinya ? Dalam menengok negara-negara tetangga, Jepang merupalcan negara industri maju dengan kekuatan sumber daya manusia yang talc tertandingi dan bergerak dalam industri mutakhir.
Opini Anda
Klik untuk menuliskan opini Anda tentang koleksi ini!
Kembali
Process time: 0.03125 second(s)