Anda belum login :: 23 Nov 2024 00:48 WIB
Home
|
Logon
Hidden
»
Administration
»
Collection Detail
Detail
Model Pendidikan Keterampilan Hidup (Life Skills) Bagi Anak Putus Sekolah Korban Lumpur Lapindo
Oleh:
Daulay, Pardamean
;
Sutini
Jenis:
Article from Journal - ilmiah nasional
Dalam koleksi:
Jurnal Pendidikan (Universitas Terbuka) vol. 15 no. 01 (Mar. 2014)
,
page 54-67.
Topik:
anak putus sekolah
;
korban lumpur
;
pendidikan keterampilan hidup
;
life skills education
;
school dropouts
;
victims of the mud
Fulltext:
06 JP 15(1) 2014 Sutini, Model Pendidikan Keterampilan Hidup, Irl, 54-67.pdf
(281.59KB)
Ketersediaan
Perpustakaan Pusat (Semanggi)
Nomor Panggil:
JJ142
Non-tandon:
1 (dapat dipinjam: 0)
Tandon:
tidak ada
Lihat Detail Induk
Isi artikel
Artikel ini bertujuan mendeskripsikan hasil penelitian pengembangan model pendidikan keterampilan hidup (life skills) bagi anak putus sekolah korban lumpur Lapindo. Pengumpulan data anak putus sekolah dan jenis keterampilan hidup yang diinginkan dilakukan melalui metode wawancara dan kuesinoer.Sementara pengembangan model pendidikan keterampilan hidup menggunakan metode penelitian dan pengembangan dengan memodifikasi model Plomp. Data dianalisis secara deskriptif persentase dan rata-rata dan analisis kualitatiof model Miles dan Huberman (1992). Hasil penelitian menunjukkan bahwa karakteristik anak putus sekolah korban lumpur Lapindo di desa Renojoyo dan Siring kecamatan Porong, desa Besuki dan Pejarakan Kecamatan Jabon, dan desa Kedungbendo dan Sentul kecamatan Tanggulangin berjumlah 67 orang. Dari jumlah tersebut sebagian besar berpendidikan SLTA atau sederajat, yakni 30 orang atau 44,78%, sedangkan 26 orang atau 38,80% lulusan SMP atau sederajat, dan 11 orang atau 16,41% lulusan SD atau sederajat. Sebagian besar berusia antara 16 sampai usia 18 tahun, yakni 39 orang (58,20%). Jenis keterampilan yang diinginkan adalah service sepeda motor, menjahit, service handphone, dan home industri. Untuk memindaklanjuti keinginan anak putus sekolah korban lumpur Lapindo (APSKLL) tersebut, dikembangkan tiga modul pendidikan keterampilan hidup, yakni modul service sepeda motor, modul keterampilan menjahit, dan modul service handphone. Penulisan modul dibuat sesederhana mungkin, Isi materi yang mendasar, pilihan kata disesuaikan dengan tingkat pendidikan, serta dilengkapi ilustrasi berupa contoh dan gambar-gambar yang jelas. Namun, modul tersebut belum diujicoba karena itu sebelum dipergunakan dalam pelatihan pendidikan keterampilan hidup bagi APSKLL disarankan untuk melakukan penelitian ujicoba penggunaan modul.
Opini Anda
Klik untuk menuliskan opini Anda tentang koleksi ini!
Kembali
Process time: 0.015625 second(s)