Anda belum login :: 23 Nov 2024 14:33 WIB
Detail
ArtikelPengendalian Penyakit Budok dengan Fungisida dan Deteksi Residu pada Daun Nilam  
Oleh: Sumardiyono, Christanti ; Hartono, Sedyo ; Nasrun ; Sukamto
Jenis: Article from Journal - ilmiah nasional - terakreditasi DIKTI - non-atma jaya
Dalam koleksi: Jurnal Fitopatologi Indonesia vol. 09 no. 03 (Jun. 2013), page 89–94.
Topik: pengendalian kimia; Synchytrium pogostemonis; minyak nilam; residu pestisida
Fulltext: 8468-23807-1-PB.pdf (388.65KB)
Ketersediaan
  • Perpustakaan Pusat (Semanggi)
    • Nomor Panggil: FF28
    • Non-tandon: 1 (dapat dipinjam: 1)
    • Tandon: tidak ada
   Reserve Lihat Detail Induk
Isi artikelBudok yang disebabkan oleh Synchytrium pogostemonis merupakan penyakit terpenting pada tanaman nilam. Pengendalian kimiawi dilakukan apabila diprediksi akan terjadi serangan berat. Penelitian dilakukan menggunakan fungisida benomil (Benlate 50 WP) dan tembaga oksida (Kocide 77 WP) pada kepekatan 0.1%, 0.2 % dan campuran 1 g tembaga oksida dan 1 g L-1 benomil. Penyemprotan dilakukan pada tanaman delapan kali dengan selang waktu satu minggu. Panen dilakukan 2 minggu setelah akhir penyemprotan. Residu tembaga pada daun kering dianalisis dengan AAS dan residu benomil dianalisis dengan HPLC. Hasil penelitian menunjukkan bahwa benomil 0.1% dapat menurunkan intensitas penyakit secara nyata dibandingkan dengan benomil 0.2%, tembaga oksida, dan campuran keduanya. Benomil meningkatkan hasil lebih baik dibandingkan dengan perlakuan yang lain. Residu tembaga dalam daun kering terdeteksi bervariasi sesuai perlakuan, yaitu antara 460 ppm dan 950 ppm. Residu benomil ialah 54–100 ppb. Bibit nilam sakit yang berasal dari stek sakit masih dapat digunakan bila disemprot dengan 0.1% benomil empat kali dengan selang waktu 2 minggu.
Opini AndaKlik untuk menuliskan opini Anda tentang koleksi ini!

Kembali
design
 
Process time: 0.015625 second(s)