Anda belum login :: 27 Nov 2024 08:39 WIB
Detail
ArtikelTitah Baginda Versus Hak Putra Mahkota dalam Babad Nitik Sarta Cabolek Kanjeng Sinuwun Sultan Agung Ing Mataram  
Oleh: Riyadi, Slamet
Jenis: Article from Bulletin/Magazine
Dalam koleksi: Widyaparwa: Jurnal Ilmiah Kebahasaan dan Kesastraan vol. 39 no. 1 (Jun. 2011), page 01-17.
Topik: Rangsang (Sultan Agung); titah baginda; Purubaya; Anyakrawati; His Majesty speech
Ketersediaan
  • Perpustakaan Pusat (Semanggi)
    • Nomor Panggil: WW3
    • Non-tandon: 1 (dapat dipinjam: 0)
    • Tandon: tidak ada
    Lihat Detail Induk
Isi artikelBabad Nitik sarta Cabolek Kangjeng Sinuwun Sultan Agung ing Mataram (BNSA) merupakan suatu versi yang berbeda dengan babad-babad yang lain. Perbedaan yang mendasar terletak pada pernyataan bahwa Sultan Agung (dengan nama kecil Rangsang) bukanlah putra Anyakrawati (raja Mataram II) seperti yang telah beredar selama ini, melainkan putra Panembahan Senapati dengan permaisuri keduanya, Ratu Retna Dumilah, atau merupakan adik Anyakrawati lain ibu. Berkenaan dengan kemenangan Retna Dumilah dalam sayembara “menggulingkan kursi singgasana”, Rangsang ditetapkan oleh ayahandanya sebagai putra yang dapat menurunkan raja-raja di tanah Jawa. Penetapan itu menimbulkan kekhawatiran Anyakrawati bahwa Rangsang nanti akan menggangu dan merongrong kewibawaannya dalam mengendalikan pemerintahan. Oleh karena itu, Anyakrawati memerintahkan untuk membunuhnya. Namun, usaha itu dapat digagalkan oleh Purubaya, kakaknya, yang selalu melindungi atas pesan ayahandanya. Bahkan, dalam usaha pembunuhan yang ketiga kalinya, Anyakrawati tewas dalam perburuan untuk menangkapnya. Akhirnya, Rangsang—yang telah menyandang putra mahkota dengan gelar Arya Manggala—dinobatkan menjadi raja Mataram III dengan gelar Sultan Agung Anyakrakusuma. Dalam kaitannya dengan pembahasan BNSA, teori struktural Wellek dan Warren yang dikembangkan, antara lain, oleh Teeuw dipakai sebagai sarananya. Dikemukakan oleh Teeuw, antara lain, bahwa penciptaan karya sastra dari waktu ke waktu mengalami perkembangan yang selalu berada dalam ketegangan antara konvensi dan inovasi. Sehubungan dengan pengumpulan data digunakan metode deskriptif-kualitatif dengan teknik simak dan catat, sedangkan analisisnya digunakan teknik analitik. Sementara itu, sumber datanya adalah BNSA tersebut di atas, dibantu dengan data kekunder: Babad Tanah Jawi Kartapadja.
Opini AndaKlik untuk menuliskan opini Anda tentang koleksi ini!

Kembali
design
 
Process time: 0.03125 second(s)