Anda belum login :: 24 Nov 2024 16:38 WIB
Detail
ArtikelMedia dan Wacana Solo Sebagai City Walk (Analisis Framing Terhadap Berita Seputar Wacana Solo Sebagai City Walk Pada Harian Umum Solopos dan Suara Merdeka Periode Maret-Juni 2006)  
Oleh: Purwadi
Jenis: Article from Journal - ilmiah nasional
Dalam koleksi: Komunika: Majalah Ilmiah Komunikasi Dalam Pembangunan vol. 15 no. 1 (2012), page 17-26.
Topik: Komunikasi; media; analisis wacanaframing; city walk
Ketersediaan
  • Perpustakaan Pusat (Semanggi)
    • Nomor Panggil: KK26
    • Non-tandon: 1 (dapat dipinjam: 0)
    • Tandon: tidak ada
    Lihat Detail Induk
Isi artikelWacana Solo sebagai city walk muncul dari rencana Pemerintah Kota Solo memberlakukan sejumlah kawasan tertentu, terutama Jalan Slamet Riyadi dari Purwosari hingga Gladag diteruskan sampai Pasar Gede sebagai city walk. City walk adalah kawasan khusus bagi pejalan kaki, namun konsepnya lebih kompleks (multi fungsi) tidak sekadar seperti trotoar. City walk merupakan penyediaan ruang publik dalam rangka memberikan keamanan dan kenyamanan bagi pejalan kaki untuk menikmati keindahan dan suasana sebuah kota. Rencana pemberlakuan city walk di Kota Solo ini menuai pro dan kontra yang melibatkan berbagai kalangan, baik pemerintah Kota Solo, DPRD, maupun masyarakat. Pro dan kontra tersebut menjadi perbincangan hangat dan terangkat ke dalam media massa. Masing-masing media pun memiliki pandangan dan penyajian berita yang beragam dalam menanggapi wacana city walk tersebut. Tak terkecuali Harian Solopos dan Suara Merdeka, dua media yang ditelitei. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana Solopos dan Suara Merdeka membingkai atau mengonstruksi realitas peristiwa seputar wacana Solo sebagai city walk ke dalam berita. Hal itu dilakukan dengan menganalisis teks be- rita dari kedua media selama periode penelitian. Selain itu, penelitian ini juga memiliki tujuan untuk mengetahui faktor yang memengaruhiframing dua media yang ditelitei terhadap pemberitaan wacana city walk di Kota Solo. Hal ini ditelusuri dengan melakukan wawancara mendalam (indepth-interview) terhadap pengelola media yang menangani pemberitaan tersebut. Penelitian ini menggunakan analisis framing. Hasil dari penelitian ini adalah Solopos dan Suara Merdeka mempunyai kecenderunganyang berbeda dalam membingkai pemberitaan seputar wacana Solo sebagai city walk. Dari sejumlah teks berita yang dianalisis, Solopos pada dasamya secara implisit berusaha menampilkan pemberitaan yang cenderung mengarah pada penolakan rencana pemberlakuan program terse but. Hal itu dilakukan dengan menghadirkan kritik yang cukup pedas dalam menanggapi city walk. Berbeda dengan Solopos, Suara Merdeka secara implisit mencoba menghadirkan berita-berita yang memiliki tendensi untuk mendukung adanya rencana pemberlakuan city walk Pemkot Solo. Tampilan beritanya berupa paparan dan kritik yang tidak terlalu pedas atau bisa dikatakan soft (lembut) menanggapi rencana city walk.
Opini AndaKlik untuk menuliskan opini Anda tentang koleksi ini!

Kembali
design
 
Process time: 0.015625 second(s)