Anda belum login :: 23 Nov 2024 06:21 WIB
Detail
ArtikelNilai-Nilai Budaya yang Mendasari Pemerataan Makanan yang Dapat Menunjang Gizi Keluarga  
Oleh: Kasnodihardjo ; Angkasawati, Tri Juni
Jenis: Article from Journal - ilmiah nasional - terakreditasi DIKTI
Dalam koleksi: Buletin Penelitian Kesehatan: Bulletin of Health Studies vol. 42 no. 01 (Mar. 2014), page 59-70.
Topik: Nilai Budaya; Pemerataan; Makanan; Gizi; Keluarga
Fulltext: vol. 42 no. 01 (Mar. 2014) p.59-70.pdf (235.18KB)
Ketersediaan
  • Perpustakaan PKPM
    • Nomor Panggil: B52
    • Non-tandon: 1 (dapat dipinjam: 0)
    • Tandon: tidak ada
    Lihat Detail Induk
  • Perpustakaan FK
    • Nomor Panggil: B18.K
    • Non-tandon: 1 (dapat dipinjam: 0)
    • Tandon: tidak ada
    Lihat Detail Induk
Isi artikelHasil analisis Riskesdas 2010 menggambarkan bahwa Kabupaten Bantul Yogyakarta termasuk 10 besar dari seluruh kabupaten/kota di Indonesia yang mempunyai Indek Pembangunan Kesehatan Masyarakat (IPKM) cukup baik yaitu sebesar 0,69148. IPKM yang merupakan komposit yang menggambarkan kemajuan pembangunan kesehatan termasuk didalamnya kesehatan ibu dan anak. Jika mendasarkan pada asumsi bahwa ada hubungan yang signifikan kemajuan ekonomi suatu masyarakat dengan tingginya status kesehatan masyarakat maka untuk daerah Bantul menjadikan suatu pertanyaan, karena jumlah keluarga pra-sejahtera atau keluarga miskin di kabupaten tersebut masih cukup tinggi. Oleh karena itu perlu diungkap berbagai faktor endogen; salah satunya faktor sosial budaya yang diduga ikut berperan menunjang status kesehatan masyarakat di kabupaten tersebut. Daerah penelitian dikonsentrasikan di desa Gadingsari Kecamatan Sanden Bantul Yogyakarta, yang mana kasus kematian bayi dan balita sedikit. Data berupa berbagai informasi budaya kaitannya dengan KIA dikumpulkan melalui wawancara mendalam kepada sejumlah informan yang terdiri dari ibu-ibu yang sedang hamil dan atau pernah melahirkan dan atau sedang mempunyai bayi atau anak balita, sejumlah tokoh masyarakat dan beberapa warga masyarakat yang dianggap mengetahui tentang budaya setempat. Selain wawancara juga dilakukan pengamatan terhadap sejumlah obyek yang berkaitan dengan KIA. Hasil wawancara dimasukan ke dalam tabel berbentuk matrik informasi esensial untuk menemukan berbagai informasi yang erat kaitannya dengan KIA. Analisa hasil secara diskriptif kualitatif. Dalam kehidupan masyarakat di desa Gadingsari masih adanya ritual atau upacara adat berupa kenduri atau selametan secara tradisi selalu diselenggarakan oleh warga masyarakat. Selain itu ada pola kebiasaan masyarakat berupa pembagian makanan yang disebut weh-wehan diantara sesama warga masyarakat. Tradisi demikian merupakan suatu manifestasi pemerataan pangan di antara tetangga sehingga memungkinkan setiap keluarga mendapatkan asupan gizi yang cukup baik secara kuantitas maupun kualitas karena komposisi dan jenisnya beragam. Pembagian makanan antar tetangga melalui tradisi sosial seperti itu masih berlangsung di masyarakat di daerah penelitian dan akan tetap berlangsung selama masyarakat masih berpegang teguh pada nilai-nilai budaya yaitu solidaritas dan toleransi yang tinggi terhadap sesama warga. Adanya distribusi makanan dalam kehidupan masyarakat ikut menambah asupan gizi keluarga, dan secara tidak langsung berpengaruh terhadap status kesehatan ibu dan anak, karena tradisi kenduri atau selamatan serta pembagian makanan melalui budaya weh-wehan atau saling memberi akan tetap berlangsung dalam kehidupan sosial sehingga setiap keluarga baik yang mampu ataupun kurang mampu mendapat tambahan makanan yang lebih bergizi. Nilai budaya tersebut masih dipegang kuat oleh warga masyarakat sebagai wujud rasa solidaritas serta toleransi yang tinggi sesama.
Opini AndaKlik untuk menuliskan opini Anda tentang koleksi ini!

Kembali
design
 
Process time: 0.015625 second(s)