Anda belum login :: 27 Nov 2024 00:58 WIB
Home
|
Logon
Hidden
»
Administration
»
Collection Detail
Detail
Kondisi Angkatan Kerja di Koridor Kalimantan
Oleh:
Hidayat, Zainal
Jenis:
Article from Bulletin/Magazine
Dalam koleksi:
Warta Demografi vol. 40 no. 04 (2010)
,
page 6-14.
Topik:
MP3EI
;
Angkatan Kerja
;
Sumber Daya Manusia
;
Kalimantan
Ketersediaan
Perpustakaan PKPM
Nomor Panggil:
W5
Non-tandon:
1 (dapat dipinjam: 0)
Tandon:
tidak ada
Lihat Detail Induk
Isi artikel
Dalam Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI), Koridor Kalimantan mempunyai tema sebagai Pusat Produksi dan Pengolahan Hasil Tambang dan Lumbung Energi Nasional, karena memiliki potensi hasil tambang batubara terbesar kedua setelah Sumatera serta PDB sektor migas yang menyumbang lebih dari 50 persen terhadap total PDB Kalimantan. Pertanyaannya adalah, bagaimana kondisi angkatan kerja di wilayah Kalimantan saat ini. Apakah SDM yang tersedia dapat mampu berperan aktif dalam kegiatan ekonomi yang berlangsung serta mendukung percepatan dan perluasan pembangunan ekonomi. Dengan menggunakan sumber daya Sakernas tahun 2010 dan PDRB Kalimantan, didapat gambaran kondisi angkatan kerja koridor Kalimantan dengan berbagai implikasinya. Tujuh puluh persen angkatan kerja di koridor ini berumur produktif (25-54 tahun). Namun sayangnya, angkatan kerja ini kebanyakan merupakan penduduk yang masih tinggal di desa dan berpendidikan kurang dari SD hingga SMP, kecuali di Kalimantan Timur yang tingkat pendidikannya relatif paling baik dibandingkan propinsi lain. Sebagian besar angkatan kerja terserap di sektor pertanian, sektor perdagangan da sektor jasa. Jika dilihat dari penyerapannya berdasarkan jenis pekerjaan, maka kebanyakan angkatan kerja di Kalimantan terserap di jenis pekerjaan, maka kebanyakan angkatan kerja di Kalimantan terserap di jenis pekerjaan usaha tani, kebun, ternak, ikan, hutan, dan perburuan. Dari kajian ini disarankan bahwa, untuk percepatan dan perdagangan yang berbasis pertanian, disamping pengembangan pertambangan (batubara dan migas). Perlu dilakukan kualitas SDM yang dapat dicapai melalui berbagai bentuk pendidikan, baik formal maupun informal, dan pelatihan yang sesuai dengan kebutuhan. Misalnya, di Kalimantan Selatan, yang kegiatan ekonomi utamanya di sektor pertambangan, SDM-nya perlu mendapat pelatihan pengoperasian mesin-mesin ekskavasi dan pengolahan hasil tambang. Kemudian di propinsi lain yang berbasis perkebunan, SDM-nya perlu diberi pelatihan pertanian (perkebunan) dan pengolahan hasil kebun.
Opini Anda
Klik untuk menuliskan opini Anda tentang koleksi ini!
Kembali
Process time: 0.015625 second(s)