Anda belum login :: 23 Nov 2024 14:14 WIB
Detail
ArtikelKesiapan Puskesmas Poned (Pelayanan Obstetri Neonatal Emergensi Dasar) di Lima Regional Indonesia  
Oleh: Mujiati ; Lestary, Heny ; Laelasari, Eva
Jenis: Article from Journal - ilmiah nasional - terakreditasi DIKTI
Dalam koleksi: Media Penelitian dan Pengembangan Kesehatan vol. 24 no. 01 (Mar. 2014), page 36-41.
Topik: BEmOC; Trained Personnel; Service; Drugs; Equipment; Transportation
Fulltext: Vol 24 No. 1 Mar 2014 36-41.PDF (164.71KB)
Ketersediaan
  • Perpustakaan PKPM
    • Nomor Panggil: M45
    • Non-tandon: 1 (dapat dipinjam: 0)
    • Tandon: tidak ada
    Lihat Detail Induk
  • Perpustakaan FK
    • Nomor Panggil: M32.K
    • Non-tandon: 1 (dapat dipinjam: 0)
    • Tandon: tidak ada
    Lihat Detail Induk
Isi artikelKesiapan peran Puskesmas sangat penting dalam mencapai target Angka Kematian Ibu di Indonesia. Oleh karena itu, Kementerian Kesehatan RI menyediakan Puskesmas PONED, yang mampu memberikan pelayanan obstetrik neonatal emergensi dasar 24 jam, dengan tenaga terlatih, peralatan dan perbekalan yang memadai (termasuk di dalamnya adalah alat kesehatan, obat, dan alat transportasi). Sumber data dari hasil Riset Fasilitas Kesehatan tahun 2011. Variabel tenaga kesehatan terlatih, pelayanan 24 jam, alat kesehatan dan obat serta alat transportasi dikelompokkan berdasarkan 5 regional (Sumatera, Jawa-Bali, Kalimantan, Sulawesi, dan Indonesia Bagian Timur). Dari 1.446 Puskesmas PONED, sebanyak 88,7% Puskesmas memberikan pelayanan 24 jam, melibatkan dokter 79,9%, bidan 96,1%, dan perawat 32,8%. Dari 17 jenis obat dan 26 alat kesehatan (alkes) standar pelayanan PONED, rata-rata angka ketersediaan di Puskesmas PONED hanya 6,06 jenis obat dan 14,12 alkes PONED, sedangkan untuk angka kecukupan, rata-ratanya adalah 5,54 jenis obat dan 12,43 alkes PONED. Sebanyak 53,3% Puskesmas PONED memiliki Puskesmas Keliling, 43,0% memiliki ambulans, dan hanya 3,7% yang memiliki perahu bermotor. Berdasarkan lima regional di Indonesia, terdapat perbedaan kesiapan Puskesmas PONED dalam hal pelayanan 24 jam, tenaga kesehatan terlatih, obat dan alkes, serta alat transportasi. Namun secara keseluruhan, regional Jawa-Bali lebih siap dibandingkan dengan regional lain. Perlu perhatian dan intervensi untuk meningkatkan kesiapan puskesmas PONED, terutama meningkatkan ketersediaan dan kecukupan alat dan obat PONED, melibatkan tenaga bidan dan perawat dalam pelayanan PONED, serta menyediakan dan memfungsikan pusling dan ambulans untuk pelayanan PONED. Kata Kunci: PONED, pelayanan, tenaga kesehatan, alat, obat, transportasi Abstract Roles of primary health care center (HC) are very important to achieve Maternal Mortality Rate (MMR) target in Indonesia. The Ministry of Health Indonesia provides Basic Emergency Obstetric Care (BEmOC), in which the HC is capable with appropriate facilities (trained personnel, equipment, logistics, drugs, and transportation) to carry out basic emergency maternity and 24-hours neonatal services. The data obtained from The Indonesian Health Facility Survey 2011 (Rifaskes 2011). All variables were grouped based on 5 regions in Indonesia (Sumatera, Jawa-Bali, Kalimantan, Sulawesi, and Eastern Region). There are 1,446 Basic Emergency Obstetrict Care (BEmOCs). As much as 1,283 (88.7%) BEmOCs have been carrying out 24-hours service. Service in BEmOC has involved the doctors (79.9%), the midwives (96.1%), and the nurses (32.8%). As much as 53.3% of BEmOC have mobile health care, 43.0% have ambulance, and only 3.7% have motor boat. There are variations of 24-hours service, trained personnel, drugs, equipment, and transportation in BEmOC based on five regions in Indonesia. Java-Bali region is more prepared compared to others. Attention and intervention are needed to improve availability and adequacy of equipment and drugs, involvement of nurse and midwife in BEmOC services, as well as providing of well functioned mobile health care and ambulance.
Opini AndaKlik untuk menuliskan opini Anda tentang koleksi ini!

Kembali
design
 
Process time: 0.015625 second(s)