Anda belum login :: 26 Nov 2024 17:19 WIB
Detail
ArtikelAnalisis Fertilitas Penduduk Provinsi Bengkulu  
Oleh: Sunaryanto, Heri
Jenis: Article from Journal - ilmiah nasional
Dalam koleksi: Jurnal Kependudukan Indonesia vol. 07 no. 01 (2012), page 21-42.
Topik: Fertilitas; Laju Pertumbuhan Penduduk; Provinsi Bengkulu
Ketersediaan
  • Perpustakaan PKPM
    • Nomor Panggil: J120.1
    • Non-tandon: 1 (dapat dipinjam: 0)
    • Tandon: tidak ada
    Lihat Detail Induk
Isi artikelPermasalahan kependudukan di Provinsi Bengkulu telah berada pada situasi yang mengkhawatirkan. Hal ini ditandai dengan tingginya angka laku pertumbuhan penduduk (LPP) dan angka fertilitas total (TFR) di Provinsi Bengkulu yang melebihi angka rata-rata nasional. Tulisan ini bertujuan mendeskripsikan perkembangan kependudukan di Provinsi Bengkulu dan menganalisis faktor-faktor sosial demografi yang berhubungan dengan fertilitas. Sumber data yang digunakan adalah Sensus Penduduk (SP) 2010 dan Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) 2007 dari Badan Pusat Statistik serta data-data hasil mini survei BKKBN. Berdasarkan analisis data menunjukkan bahwa selama periode empat dekade (1970-2010), jumlah penduduk Provinsi Bengkulu mengalami peningkatan yang signifikan yaitu naik sebesar tiga kali lipat. Disamping fertilitas yang tinggi, percepatan peningkatan jumlah penduduk juga berkorelasi dengan tingginya angka migrasi masuk dimana sampai sekarang Bengkulu masih menjadi salah satu tujuan utama program transmigrasi. Seiring keberhasilan program KB di Provinsi Bengkulu pada era Orde Baru, LPP dan TFR selam periode 1970-2000 juga mengalami penurunan yang dramatis. Keadaan ini diduga terkait dengan kuatnya komitmen pemerintah, pengorganisasian yang baik dan besarnya dukungan dana pada era Presiden Soeharto tersebut. Sementara itu pada era reformasi hasil Sensus Penduduk 2010 menunjukkan fenomena terbalik dimana terjadi peningkatan angka LPP dan TFR di Provinsi Bengkulu. Artinya penurunan yang dramatis ini lebih disebabkan oleh faktor makro daripada mikro. Hal ini terlihat jelas bahwa beberapa faktor mikro (tingkat pendidikan, status ekonomi maupun tempat tinggal desa-kota) yang menurut beberapa teori berhubungan dengan tingkat fertilitas, tidak dapat menjelaskan penurunan dramatis angka TFR Bengkulu. Implikasi hasil kajian ini menjelaskan bahwa kesadaran masyarakat terhadap norma keluarga kecil belum terbangun secara baik dan realitas sosial ini menjadi pekerjaan yang tidak mudah bagi lembaga terkait seperti BKKBN ditengah menguatnya arus demokratisasi dimana masyarakat bebas berpendapat dan bersikap.
Opini AndaKlik untuk menuliskan opini Anda tentang koleksi ini!

Kembali
design
 
Process time: 0.015625 second(s)