Anda belum login :: 27 Nov 2024 16:56 WIB
Detail
ArtikelRomanisasi Bahasa Korea Di Indonesia: Masalah dan Pemecahannya  
Oleh: Usmi
Jenis: Article from Proceeding
Dalam koleksi: KOLITA 11: Konferensi Linguistik Tahunan Atma Jaya Kesebelas, Jakarta,1-2 Mei 2013, page 417-422.
Topik: Hangell; romanisasi; McCune-Reischauer; Yale Romanization; Revised Romanization of Korea; transkripsi; transliterasi
Fulltext: ROMANISASI BAHASA KOREA.pdf (644.83KB)
Ketersediaan
  • Perpustakaan PKBB
    • Nomor Panggil: 406 KLA 11
    • Non-tandon: 1 (dapat dipinjam: 0)
    • Tandon: 1
    Lihat Detail Induk
Isi artikelBahasa Korea memiliki sistem penulisan sendiri, yakni aksara Korea yang saat ini dikenal dengan nama Hangell . Hangel diciptakan oleh Raja Agung Sejong pada tahun 1443 pada masa Dinasti Joseon. Hangel pertama kali diciptakan berjumlah 28 huruf tetapi huruf resmi yang digunakan saat ini berjumlah 24 huruf, terbagi atas 10 vokal dasar dan 14 konsonan dasar. Dalam rangka memasukkan bahasa Korea ke dalam sistem ejaan barat, romanisasi Korea diperlukan untuk mewakili bahasa Korea. Romanisasi bahasa Korea merupakan suatu upaya atau proses untuk mentranskripsi atau mentransliterasi bahasa Korea ke dalam alfabet Roman. Sampai saat ini ada tiga sistem romanisasi yang telah dikembangkan dan digunakan oleh kelompok berbeda. Namun, sayangnya ketiga sistem itu dikembangkan dengan mengacu pada sistem ejaan bahasa Inggris sehingga tidak tepat digunakan oleh penutur bahasa lain, khususnya penutur bahasa Indonesia. Penulisan makalah ini bertujuan untuk membahas sejarah singkat Hangel; romanisasi bahasa Korea; masalah penggunaan sistem romanisasi bahasa Korea bagi penutur bahasa Indonesia; dan pemecahan masalah dengan mengusulkan pedoman standar romanisasi bahasa Korea bagi penutur bahasa Indonesia
Opini AndaKlik untuk menuliskan opini Anda tentang koleksi ini!

Kembali
design
 
Process time: 0.015625 second(s)