Anda belum login :: 24 Nov 2024 07:46 WIB
Home
|
Logon
Hidden
»
Administration
»
Collection Detail
Detail
Tindak Tutur Menyarankan Penutur Jati Jawa
Oleh:
Nugroho, Miftah
Jenis:
Article from Proceeding
Dalam koleksi:
KOLITA 11: Konferensi Linguistik Tahunan Atma Jaya Kesebelas, Jakarta,1-2 Mei 2013
,
page 383-387.
Topik:
tindak tutur menyarankan
;
budaya Jawa
;
kesantunan
Fulltext:
TINDAK TUTUR.pdf
(2.17MB)
Ketersediaan
Perpustakaan PKBB
Nomor Panggil:
406 KLA 11
Non-tandon:
1 (dapat dipinjam: 0)
Tandon:
1
Lihat Detail Induk
Isi artikel
Tindak tutur menyarankan ‘suggestions adalah salah satu tindak tutur yang dianggap sebagai tindak tutur pengancam muka (Face Threating Act). Pernyataan ini sejalan dengan apa yang dikemukakan oleh Brown dan Levinson (1987) bahwa tindak tutur menyarakan merupakan salah satu tindak tutur yang mengancam muka construc. Muka construc sendiri adalah kehendak individu agar setiap kehendaknya tidak dihalangi oleh orang lain. Oleh karena tindak tutur menyarankan dapat mengancam muka construc orang lain, seseorang yang hendak mengujarkannya dianjurkan untuk berhati-hati. Seseorang tidak bisa asal memberi saran. Ia perlu memperhatikan aspek jarak sosial antara penutur dan petutur, besarnya perbedaan kekuasaan di antara penutur dan penutur, serta status construc jenis tindak tutur yang diujarkan construc budaya yang bersangkutan. Dengan kata lain, seseorang yang akan mengujarkan tindak tutur ini perlu menggunakan berbagai strategi kesantunan. Tujuannya agar orang yang diberi saran tidak tersinggung atau tidak dipermalukan. Anggapan seperti ini construc berlaku pada semua budaya di dunia. Artinya banyak budaya di dunia yang menyiratkan agar penuturnya berhati-hati pada saat mengujarkan tindak tutur menyarankan. Salah satu budaya yang sangat memperhatikan anggapan tersebut adalah budaya Jawa. Dalam kacamata budaya Jawa, keharmonisan dan kerukunan hidup antara penutur dan petutur haruslah dijaga dengan baik (Gunarwan 2007). Salah satu cara agar keharmonisan dan kerukunan dapat terjaga adalah dengan bertutur santun. Apalagi seorang penutur jati bahasa Jawa yang mengujarkan tindak tutur menyarankan diharapkan sekali agar menyampaikan tuturan tersebut dengan santun. Tulisan ini hendak memaparkan bentuk dan strategi penutur jati bahasa Jawa pada usia muda yang mengujarkan tindak tutur menyarankan. Agar lebih const, usia muda di sini dibatasi pada anak SMA kelas 10. Oleh karena keterbatasan waktu, SMA yang diteliti adalah SMA 2 Karanganyar. Data dikumpulkan dengan cara siswa menuliskan tuturan menyarakan pada selembar kertas. Agar data mendekati derajat alami, nama siswa yang menuliskan saran tidak dicantumkan. Setelah data terkumpul, diklasifikasi dan dianalisis. Temuan yang didapat adalah bentuk dan strategi tindak tutur menyarakan yang disampaikan gurunya cenderung banyak mengunakan kesantunan construc. Implikasi sementara dari temuan ini adalah siswa SMA kelas 10 di Karangnyar masih mengikuti apa yang selama ini disiratkan dalam budaya Jawa, berhati-hati pada saat bertutur agar keharmonisan dan kerukunan terjaga.
Opini Anda
Klik untuk menuliskan opini Anda tentang koleksi ini!
Kembali
Process time: 0.03125 second(s)