Pipa baja karbon rendah yang dipakai untuk transportasi umum (air, minyak, uap) menurut SII 0295-80 dibuat dengan ERW berupa sambungan lurus. Pipa baja karbon rendah ini merupakan hasil industri PT. Burai Kaya Steel Industries sesuai dengan ketentuan di atas. Karena proses pengelasan ERW, maka logam disekitar las mengalami siklus termal cepat (pemanasan dan pendinginan cepat) yang menyebabkan terjadinya perubahan-perubahan metalurgiyang rumit, deformasi dan tegangan-tegangan termal. Hal-hal ini sangat erat hubungannya dengan ketangguhan, kekuatan, cacat las, retak, struktur mikro dan lain sebagainya yang pada umumnya mempunyai pengaruh fatal terhadap keamanan dari konstruksi yang di las. Untuk menelusuri dengan sungguh-sungguh dalam rangka mencari keterangan atas perubahan-perubahan yang terjadi, maka penulis melakukan penelitian sesuai dengan judul di atas. Metode penelitian yang dipergunakan meliputi: analisa komposisi kimia bahan, pengujian radiografi, pemeriksaan metalografi, pengujian kekerasan, pengujian tarik, pengujian pukul takik charpy dan perlakuan panas setelah pengelasan (PWHT). Kegiatan penelitian ini menghasilkan hal-hal sebagai berikut: Dari hasil analisa komposisi kimia bahan diketahui bahwa logam induk adalah baja karbon rendah dengan kadar C = 0,07 %. Pengujian radiografi menunjukkan bahwa pada akar las bagian dalam dinding pipa terdapat sejumlah porosity yang berdiameter 0,8 mm - 1,5 mm. Dari pemeriksaan metalografi terhadap daerah logam las, HAZ dan logam induk, terlihat adanya struktur Widmannstaten pada daerah las dan HAZ. Struktur ini pada daerah HAZ dapat menimbulkan kerapuhan. Hasil pengujian kekerasan menunjukan bahwa angka kekerasan Vickers logam induk makin jauh dari daerah las makin rendah. Pemeriksaan metalografi paling banyak menentukan hasil, sebab dapat ditunjukan struktur mikro pada daerah HAZ dan las serta logam induk. Dengan demikian kualitas sambungan las dapat dianalisa. Hasil PWHT menunjukkan untuk suhu 400°C, terjadi kenaikan ketangguhan logam dan penurunan kekerasan Vickers. Kekuatan tariknya hampir sama dengan kuat tarik las normal. Hal ini semua secara lebih jelas penulis paparkan dalam bagian tubuh isi tulisan ini. Berdasarkan data yang dikumpulkan dan pembahasan, maka disarankan: a. untuk melakukan pemanasan awal logam induk antara suhu 150 – 200°C sebelum dilakukan pengelasan. b. alur akar las yang menonjol pada dinding dalam perlu dibersihkan, c. selanjutnya diperlukan PWHT secara bertahap, preheating antara 200°C - 250°C dan akhirnya 400-600°C. |