Pada tahun 1790 seorang berkebangsaan Inggris bernama James Watt, berhasil menggunakan uap sebagai kekuatan pendorong. Beliau dianggap orang pertama di dunia yang berhasil merancang instalasi tenaga uap dan digelari Bapak Mesin Uap. Bagian-bagian utama dari instalasi uapnya saat itu adalah Sebuah Ketel Uap dan sebuah Mesin Uap. Dua komponen tersebut masih tetap berperan penting pada instalasi tenaga uap yang modern sekalipun. Memang banyak perubahan-perubahan pada segi konstruksi, serta bahan-bahan yang digunakan, tapi prinsip utamanya tetap sama. Pada kehidupan sehari-hari, sering dijumpai bermacam-macam tenaga penggerak untuk keperluan industri dan transportasi, diantaranya motor-bensin serta motor Diesel yang termasuk dalam kategori mesin kalor dengan pembakaran di dalam atau Internal Combustion Engine. Sedangkan Mesin Uap digolongkan dalam mesin kalor dengan pembakaran di luar atau External Combustion Engine, di mana tenaga panas yang akan diubah menjadi tenaga gerak diperoleh dari luar pesawat tersebut, yaitu dari instalasi Ketel Uap. Baik mesin Uap maupun motor Bakar, keduanya memerlukan sejumlah panas sebagai energi untuk menghasilkan tenaga gerak. Daya yang dihasilkan oleh mesin Kalor dengan pembakaran di dalam pada umumnya relatif lebih kecil dibandingkan dengan daya yang didapat dari mesin Kalor dengan pembakaran di luar. Hal ini dapat dilihat dari instalasi pembangkit listrik yang menghabiskan daya-daya yang sangat besar. Dengan memperhatikan hal-hal tersebut diatas dapat dikatakan bahwa kebutuhan mesin-mesin uap untuk masa-masa mendatang sangat besar. Apalagi sekarang dengan berkembangnya penggunaan energi nuklir, geothermal dan energi matahari pasti membawa dampak yang sangat positif bagi perkembangan sistim pembangkit uap. |