Anda belum login :: 17 Feb 2025 08:23 WIB
Home
|
Logon
Hidden
»
Administration
»
Collection Detail
Detail
Respon Mitratutur dalam Komunikasi Lisan Multietnik Sebagai Perwujudan Kesantunan
Oleh:
Wardhana, Dian Eka Chandra
Jenis:
Article from Proceeding
Dalam koleksi:
Semiotik, Pragmatik dan Kebudayaan: Kumpulan makalah seminar
,
page 1-8.
Fulltext:
makalah Dian Eka Candra.pdf
(50.93KB)
Isi artikel
Masyarakat Rejang bukan merupakan masyarakat Melayu karena kharakteristik bahasa dan budaya yang sangat berbeda dengan masyarakat dan budaya Melayu pada umumnya.Bahasa tulis mereka menggunakan huruf Ka Ga Nga atau huruf cacing.Banyak peneliti asing yang sudah memdokumentasikan bahasa dan budaya Rejang (McGin bahkan sejak 1972 sampai dengan 2006) dengan tekun meneliti bahasa dan budaya tersebut.Seiring perkembangan zaman, bahasa dan budaya Rejang bersentuhan secara langsung dengan bahasa dan budaya lain. Disamping itu, Bahasa Rejang masih sangat produktif digunakan dalam kehidupan sehari-harisehingga penggunaan bahasa ini ketika berkomunikasi dengan bahasa dan budaya lain sangat menarik untuk diteliti. Berbagai kejut budaya terjadi pada saat komunikasi terjadi sehingga dirumuskanlah salah satu permasalahan yakni respon mitratutur dalam komunikasi lisan multietnik sebagai perwujudan kesantunan universal di ranah Rejang.Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif dengan pendekatan etnografi komunikasi dan pragmatic.Data berupa tuturan partisipan tutur yang dikumpulkan dengan rekaman, catatan lapangan, dan observasi berpartisipasi.Analisis data dilakukan dengan menggunakan model alir Miles dan Huberman.Temuan penelitianmenggambarkan respon mitratutur dalam komunikasi lisan multietnik sebagai perwujudan kesantunan universal di ranah Rejangyang bersifat (1) menyetujui dan dilakukan, (2) menyetujui tetapi tidak dilakukan, dan (3) membantah.Respon Mt sebagai perwujudan kesantunan universal pada saat menyetujui dan dilakukan,memperhatikan konteks wacana multietnik, partisipan tutur (Pn dan Mt), peran sosial (Pn dan Mt) yang berbeda karena karakteristik individu, bobot keterlibatan individu dalam proses komunikasi, status, peran sosial tertentu, dan peran institusional yang melekat di dalam dirinya. Respon Mt yang bersifat menyetujui tetapi tidak dilakukan, hal ini menggunakan kesantuan dengan kiasan. Selanjutnya Respon Mt yang bersifat membantahtuturan Pn, Mt menggunakan kesantunan tertentu, yaknistrategi memperingatkan atau yang biasa disingkat dengan tindak mengingatkan. Berdasarkan argumentasi tersebut disimpulkan bahwa fenomena kesantunan multietnik di Bengkulu..
Opini Anda
Klik untuk menuliskan opini Anda tentang koleksi ini!
Kembali
Process time: 0.03125 second(s)