Anda belum login :: 27 Nov 2024 08:14 WIB
Detail
ArtikelObral Hutan Hujan  
Oleh: Wallace, Scott
Jenis: Article from Bulletin/Magazine - ilmiah lokal
Dalam koleksi: National Geographic Indonesia vol. 9 no. 7 (Jul. 2013), page 102-129.
Topik: Wilayah Amazon; Suku Pribumi; Kebudayaan Setempat; Pelestarian Budaya
Ketersediaan
  • Perpustakaan Pusat (Semanggi)
    • Nomor Panggil: NN1.16
    • Non-tandon: 1 (dapat dipinjam: 0)
    • Tandon: tidak ada
    Lihat Detail Induk
Isi artikelWilayah Amazon ini juga dihuni dua suku pribumi, Kichwa dan Waorani, yang tinggal di permukiman yang tersebar di sepanjang jalan dan sungai. Kontak damai pertama antara suku Waorani dan misionaris Protestan terjadi pada akhir 1950-an. Saat ini, sebagian besar masyarakat Waorani melakukan aktivitas perdagangan dan bahkan pariwisata dengan dunia luar, demikian pula musuh bebuyutan mereka dahulu, suku Kichwa. Namun, ada dua kelompok Waorani yang menolak ber­hubungan dengan orang asing. Mereka lebih me­milih mengembara di hutan dataran tinggi yang disebut Zona Intangible—Zona Larangan—yang dibuat untuk melindungi mereka. Sayangnya, zona ini, yang sebagian masuk wilayah selatan Yasuní, tidak meliputi seluruh tanah adat mereka. Para prajurit nomaden itu beberapa kali menyerang pemukim dan pembalak, baik di dalam maupun di luar zona itu. Jauh di bawah tanah, Yasuní menyimpan kekayaan lain yang menimbulkan ancaman besar terhadap sistem ekologi di permukaan: ratusan juta barel minyak mentah Amazon yang siap ditambang. Selama bertahun-tahun, konsesi minyak diberikan untuk wilayah di dalam taman itu, karena keuntungan ekonomi yang diperoleh dari Yasuní lebih dipentingkan daripada upaya pelestariannya.
Opini AndaKlik untuk menuliskan opini Anda tentang koleksi ini!

Kembali
design
 
Process time: 0.03125 second(s)