Anda belum login :: 24 Nov 2024 11:45 WIB
Detail
BukuPerbedaan Konsep Diri Antara Siswa Berintelegensi Tinggi Yang Prestasi Belajarnya Rendah Dan Siswa Berintelegensi Tinggi Yang Prestasi Belajarnya Tinggi (Penelitian Pada 2 SMU Di Jakarta)
Bibliografi
Author: Purwanti, Margaretha (Advisor); Wibowo, Sudirgo (Advisor); Ellina S, Marcelline
Topik: Konsep Diri; IQ; Underachiever
Bahasa: (ID )    
Penerbit: Fakultas Psikologi Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya     Tempat Terbit: Jakarta    Tahun Terbit: 1997    
Jenis: Theses - Undergraduate Thesis
Fulltext: 0384_.pdf (4.46MB; 30 download)
Ketersediaan
  • Perpustakaan Pusat (Semanggi)
    • Nomor Panggil: FP-017
    • Non-tandon: tidak ada
    • Tandon: 1
 Lihat Detail Induk
Abstract
Burns, (1982), dalam penelitiannya menemukan bahwa siswa-siswa yang tergolong underachiever memiliki konsep diri yang negatif. Menurut Teman dan Oden (1947) siswa-siswa tersebut kurang menunjukkan keuletan untuk mencapai tujuan, kurang percava kepada diri sendiri, dan karena satu dan lain hal merasa rendah diri (S.C.U. Munandar, 1992). Penulis ingin membuktikan hal tersebut dengan melihat apakah ada perbedaan konsep diri antara siswa berinteligensi tinggi yang prestasi belajamya rendah dan siswa berinteligensi tinggi yang prestasi belajamya tinggi. Adapun penelitian ini dilakukan pada 2 SMU swasta di Jakarta, yaitu SMU Regina Pads dan SMU Budi Mulia. Dalam penelitian ini yang dimaksud dengan konsep diri adalah hasil persepsi individu terhadap dirinya mengenai 4 aspek utama, yaitu aspek kritik diri, aspek harga diri, aspek integrasi diri dan aspek keyakinan diri. Ke 4 aspek ini akan mengevaluasi dan menggambarkan bagian-bagian diri, yang digolongkan dalam 2 dimensi, di mana setiap dimensi tersebut memiliki komponen-komponen yang spesifik (Fitts, 1971). Untuk mengukur konsep diri ini dipergunakan alat ukur yang dikembangkan oleh Fitts, yaitu Tennesse Self Concept Scale. Adapun hasil penelitian ini menunjukkan bahwa meskipun dapat dikatakan cukup positif, konsep diri kedua kelompok berbeda. Perbedaan bermakna ini ditemukan pada aspek keyakinan diri. Kelompok berprestasi rendah memiliki tingkat keyakinan diri yang lebih rendah secara bermakna daripada kelompok berprestasi tinggi. Kelompok berprestasi rendah tidak terlalu yakin bahwa hasil penilaian mereka terhadap diri mereka sendiri (termasuk terhadap kemampuan atau potensi mereka), sudah merupakan hasil penilaian yang benar dan tepat sesuai dengan keadaan sesungguhnya. Sedangkan kelompok berprestasi tinggi sudah lebih yakin terhadap kebenaran dan ketepatan hasil penilaian mereka sendiri. Jadi, tampaknya yang menyebabkan adanya perbedaan prestasi yang dapat diraih oleh siswa-siswa berinteligensi tinggi adalah karena adanya perbedaan keyakinan diri. Suasana belajar mengajar di Indonesia yang tidak terbiasa dengan keaktifan dan kekritisan siswa, serta adanya perbedaan latar belakang keluarga, kemungkinan merupakan faktor yang menyebabkan adanya perbedaan konsep diri pada kedua kelompok siswa dengan inteligensi tinggi tersebut. Saran penelitian adalah agar orangtua dan guru lebih memperhatikan hal-hal yang menyebabkan siswa menjadi underachiever, dengan tidak menaruh harapan atau menuntut yang terlalu tinggi pada anak (bagi orangtua) dan menciptakan suasana belajar yang memberikan kesempatan pada siswa untuk bertanya dan mengemukakan pendapat (bagi guru). Selain itu, ada baiknya bila diadakan penelitian lebih lanjut mengenai suasana belajar mengajar di Indonesia, atau tentang pengaruh keluarga dalam membentuk keyakinan diri anak
Opini AndaKlik untuk menuliskan opini Anda tentang koleksi ini!

Lihat Sejarah Pengadaan  Konversi Metadata   Kembali
design
 
Process time: 0.1875 second(s)