Religiositas Anak Balita Lewat Katekese Peranan orang tua, khususnya ibu menjadi satu faktor yang menentukan pengembangan religiositas anak dalam lima tahun pertama fase perkembangan hidupnya, karena pada usia tersebut ketergantungan anak kepada ibunya sangat besar. sementara dasar- dasar kepribadian, juga dasar untuk sikap-sikap religiusnya sudah terbentuk.Banyak pakar pendidikan maupun psikolog meyakini hal tersebut. Gereja Katolik pun dalam beberapa ajaran resmi seperti Gaudium et Spes artikel 52, serta di dalam Direktorium Kateketik Umum, secara eksplisit menegaskan pi ki ran yang sama . Fakta memang menunjukan bahwa ibu dianugrahi sifat- sifat dasar yang khas keibuan yang memang tak dapat tergantikan sepenuhnya oleh siapa pun yang menggantikan perannya. Ibu dapat memberi arah yang benar untuk membentuk religiositas yang dewasa dalam reiasi dengan Penciptanya dan sekaligus diwujud nyatakan dalam sikap hidupnya yang konkrit. Tetapi kenyataannya banyak kaum ibu kurang dapat mengaktualisasikan atau mewujudkan potensi khas keibuan tersebut. Mereka sendiri pun ada yang belum sepenuhnya menyadari pengaruh perannya dalam mengembangkan religiositas anak . Oleh karena itu pembinaan bagi kaum ibu masih perlu ditingkatkan antara lain melalui katekese. Dengan harapan ibu lebih mampu menyumbangkan potensi khas keibuannya secara optimal bagi pembangunan dan pengembangan umat manusia, yang perwujudannya mulai dari keluarga sebagai sel Gereja dan masyarakat |