Anda belum login :: 23 Nov 2024 05:52 WIB
Detail
ArtikelPengaruh Ketinggian Habitat Kelapa (Cocos nucifera) Terhadap Pengembangbiakan Bacillus thuringiensis H-14 dan Toksisitasnya Terhadap Jentik (Anopheles aconitus)  
Oleh: Susanti, Lulus ; Blondine Ch.P.
Jenis: Article from Journal - ilmiah nasional - terakreditasi DIKTI
Dalam koleksi: Media Penelitian dan Pengembangan Kesehatan vol. 23 no. 01 (Mar. 2013), page 23-30.
Topik: B.thuringiensis H-14; Air Kelapa; Toksisitas; Coconut Water
Fulltext: M45 v23(1) Mar13 p23,win.pdf (262.79KB)
Ketersediaan
  • Perpustakaan PKPM
    • Nomor Panggil: M45
    • Non-tandon: 1 (dapat dipinjam: 0)
    • Tandon: tidak ada
    Lihat Detail Induk
  • Perpustakaan FK
    • Nomor Panggil: M32.K
    • Non-tandon: 1 (dapat dipinjam: 0)
    • Tandon: tidak ada
    Lihat Detail Induk
Isi artikelPenggunaan Bacillus thuringiensis H-14 sebagai biolarvasida sudah banyak diketahui di masyarakat. Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Vektor dan Reservoir Penyakit (B2P2VRP) telah menguji penggunaan media buah kelapa sebagai media pengembangbiakan B.thuringiensis H-14. Pada penelitian ini dilakukan pengembangbiakkan B.thuringiensis H-14 galur lokal dengan menggunakan media air kelapa yang diambil dari berbagai wilayah dengan memperhatikan ketinggian wilayahnya. Lokasi pengambilan sampel air kelapa adalah daerah dengan ketinggian < 20 m dpl (pantai Parangtritis), 21 – 250 m dpl (Kabupaten Purworejo), 251 – 500 m dpl (Kabupaten Semarang) dan 501 – 750 m dpl (Kota Salatiga). Penelitian ini dilakukan dengan mengambil air buah kelapa hijau umur 4 – 6 bulan atau berat mencapai > 600 gram dari masing-masing wilayah penelitian. Kemudian air kelapa dari masing-masing wilayah penelitian diambil secara random untuk dilakukan pengujian kandungan nutrisinya, sedangkan sisanya di sterilisasi untuk dijadikan media pengembangbiakan B.thuringiensis H-14. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui ada atau tidaknya perbedaan hasil pengembangbiakan di media air kelapa yang didapatkan dari lokasi dengan ketinggian habitat yang berbeda-beda, serta efek toksisitasnya terhadap jentik Anopheles aconitus. Hasil uji analisa air kelapa dari pantai Parangtritis adalah kadar karbohidrat 1,82%, dengan lemak 0,02%, protein 0,04% dan gula reduksi sebesar 1,67%. Air kelapa dari kabupaten Purworejo kandungan karbohidrat 1,92%, lemak 0,01%. protein 0,06% dan gula reduksi 1,87%. Air kelapa dari Kabupaten Semarang kandungan karbohidrat 1,68%, lemak 0,01%, protein 0,12% dan gula reduksi 1,52%. Sedangkan kandungan karbohidrat dari air kelapa kota Salatiga adalah 3,12% merupakan kandungan yang tertinggi dibandingkan dari daerah lain, kandungan lemak 0,01%, protein 0,11% dan gula reduksi 2,97%, merupakan kandungan tertinggi dibandingkan dengan hasil dari daerah lain. Hasil pertumbuhan sel dan spora B.thuringiensis H-14 dari media air kelapa pantai Parangtritis pada pH 7,5 adalah 85,7 x1010 dan 11,1 x 1010, sedangkan dari kabupaten Purworejo jumlah sel dan spora yang dihasilkan adalah sebesar 2,3 x 1010 dan 2,5 x 1010. Media air kelapa dari kabupaten Semarang jumlah sel dan spora sebesar 24,9 x 1010 dan 23,9 x 1010, dan air kelapa yang berasal dari kota Salatiga 62,7 x 1010 dan 1,1 x 1010. Kesimpulan dari penelitian ini adalah B.thuringiensis yang dikembangbiakkan dalam media dari kabupaten Semarang memiliki Lc50 0,003 % dan Lc95 0,021%,yang merupakan Lc terkecil dibandingkan dengan B.thuringiensis yang dikembangbiakkan dalam media air kelapa dari daerah lain.
Opini AndaKlik untuk menuliskan opini Anda tentang koleksi ini!

Kembali
design
 
Process time: 0.015625 second(s)